Bisnis.com, JAKARTA- Posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia akhir April 2017 mencapai US$123,2 miliar atau naik sekitar 1,18% dibanding bulan sebelumnya, dan merupakan level cadev tertinggi dalam enam tahun terakhir.
Posisi cadev April tersebut menurut Bank Indonesia cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor, dan pembayaran utang luar negeri.
Peningkatan cadev tersebut ikut didorong oleh foreign inflow ke pasar obligasi maupun saham Indonesia yang masing-masing mencapai sekitar US$1,0 miliar dan US$ 1,05 miliar sepanjang bulan lalu.
Net inflow di pasar saham domestik pada April 2017 tersebut merupakan level bulanan tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
Peningkatan foreign inflow tersebut tentunya menopang penguatan rupiah yang hingga April tercatat telah mengalami apresiasi terhadap dolar AS sekitar 1,1% ytd.
“BI telah melakukan intervensi untuk menahan laju penguatan rupiah, yang menurut kami perlu dilakukan. Mengingat apresiasi rupiah yang terlalu tinggi akan berdampak negatif terhadap kinerja ekspor,” tulis HP Financials dalam risetnya yang diterima hari ini, Selasa (9/5/2017).