Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Infrastruktur Pertanian : 49 Waduk Besar Dibangun, 30.000 Embung Kecil Disiapkan

Pembangunan infrastruktur tak hanya melulu jalan darat, pemerintah pun memberikan perhatian serius pada pembangunan infrastruktur pertanian.
Suasana Waduk Jatigede di Sumedang, Jawa Barat, Kamis (6/4)./Antara-Aprillio Akbar
Suasana Waduk Jatigede di Sumedang, Jawa Barat, Kamis (6/4)./Antara-Aprillio Akbar

 

Bisnis.com, JAKARTA - Pembangunan infrastruktur tak hanya melulu jalan darat, pemerintah pun memberikan perhatian serius pada pembangunan infrastruktur pertanian.

Pemerintah terus membangun infrastruktur pertanian seperti waduk, embung, hingga irigasi sekunder dan tersier, untuk menjaga ketersediaan air. Bagaimana pun, kunci pertanian adalah ketersediaan air.

"Pertanian itu kuncinya di air. Kalau airnya tidak ada, bagaimana mau menanam," tutur Presiden Joko Widodo, Sabtu (6/5), saat membuka Pekan Nasional Petani Nelayan ke-15 2017, di Aceh, seperti dikutip dalam keterangan resmi.

Sebanyak 49 waduk besar kini sedang dibangun pemerintah, terutama di Nusa Tenggara Timur yang sangat membutuhkan air. Presiden juga menginstruksikan kepada Menteri Pertanian dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk menyelesaikan pembangunan embung-embung kecil. "Target kita tahun ini 30.000 embung harus jadi," imbuhnya.

Pemerintah terus membangun infrastruktur pertanian seperti waduk, embung, hingga irigasi sekunder dan tersier, untuk menjaga ketersediaan air. Bagaimana pun, kunci pertanian adalah ketersediaan air.

Presiden mengingatkan kepada para pemimpin daerah agar tidak terpaku pada jenis tanaman tertentu. Para pemimpin daerah diminta mulai mencari tanaman-tanaman unggulan yang memiliki harga jual tinggi.

Presiden mencontohkan kakao dengan permintaan dalam negeri yang tinggi, tetapi suplai masih kurang. Begitu pula kopi dan mete dengan harga yang terus naik. "Kenapa tidak kita tanam dan remajakan," katanya.

Soal jagung, presiden menargetkan tahun ini tidak ada lagi impor jagung. Apalagi, volume impor jagung pada 2016 hanya 900.000 ton dari sebelumnya 3,6 juta ton.

Petani bergairah menanam jagung karena dianggap menguntungkan, setelah pemerintah menerbitkan Instruksi Presiden yang menetapkan harga jagung Rp2.700 per kg saat itu.

"Kalau dalam dua tahun yang 3,6 juta ton hanya jadi 900.000 ton, tahun ini Insya Allah kita sudah tidak impor lagi karena sudah bisa dipenuhi oleh petani dari dalam negeri," imbuhnya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper