Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PMA Belum Optimal, Wapres JK Sebut Ekonomi Global Belum Pulih

Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai rendahnya realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada kuartal I/2017 disebabkan oleh kondisi pasar global yang belum sepenuhnya pulih.
Wakil Presiden Jusuf Kalla ./Antara-Sigid Kurniawan
Wakil Presiden Jusuf Kalla ./Antara-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai rendahnya realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada kuartal I/2017 disebabkan oleh kondisi pasar global yang belum sepenuhnya pulih.

Selain itu, Kalla menilai juga didakibatkan oleh faktor persaingan kemudahan investasi di Indonesia dibandingkan dengan negara tetangga lainnya, seperti Vietnam dan Thailand.

“PMA ini memang bukan hanya kita yang turun tapi akibat ekonomi melemah di banyak negara, China khususnya yang pertumbuhannya slow kan. Tapi juga soal kemudahan investasi,” katanya, di Kantor Wakil Presiden, Selasa (2/5/2017).

Dia mengatakan dampak pertumbuhan ekonomi China yang melambat berdampak pada banyaknya produksi barang dijual dengan lebih murah, sehingga investasi lebih memilih untuk tidak ekspansif.

Selain itu, JK mengatakan Indonesia juga bersaing dalam kemudahan investasi dengan negara sekitar, sehingga Indonesia harus terus mempercepat upaya deregulasi.

“Soal kemudahan investasi, meskipun secara umum kita sudah lebih baik. Tapi memang ada negara lain di sekitar kita yang lebih mudah lagi daripada kita. Jadi persaingannya sekarang membuat aturan dan percepatan yang lebih baik dari Vietnam atau Thailand,” jelasnya.

Kendati realisasi investasi kuartal I/2017 tumbuh 13,2% menjadi Rp165,8 triliun, jumlah investasi asing masih jauh dari harapan. Pada periode ini, investasi asing hanya naik 0,94% year on year menjadi Rp97 triliun.

Kenaikan realisasi investasi lebih banyak disumbangkan dari Penanaman Modal dalam Negeri (PMDN) yang tumbuh 36,4% year on year menjadi Rp68,8 triliun.

Sebelumnya, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengakui kendornya semangat deregulasi dan berkurangnya momentum reformasi ekonomi menghambat pertumbuhan investasi di Indonesia. Kondisi saat ini dinilai rawan dan riskan untuk investasi, terutama bagi PMA.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper