Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kanada Berniat Jalin Kolaborasi Vokasi & Listrik

Kanada menyatakan minatnya untuk memperkuat vokasi atau pendidikan sumber daya untuk industri dan kerja sama di bidang kelistrikan dengan Indonesia.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menerima kunjungan Duta Besar Kanada untuk Indonesia, Peter MacArthur di Kementerian Perindustrian, di Jakarta (27/4/2017)
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menerima kunjungan Duta Besar Kanada untuk Indonesia, Peter MacArthur di Kementerian Perindustrian, di Jakarta (27/4/2017)

JAKARTA—Kanada menyatakan minatnya untuk memperkuat vokasi atau pendidikan sumber daya untuk industri dan kerja sama di bidang kelistrikan dengan Indonesia.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, seusai menerima Duta Besar Kanada untuk Indonesia Peter MacArthur, mengatakan Kanada berencana mendirikan politeknik di kawasan industri, salah satunya di Bintan Kepulauan Riau. Pusat ini akan fokus pada pelatihan sektor perawatan dan perbaikan pesawat atau maintenance, repair, dan overhaul (MRO).

Vokasi menjadi salah satu fokus perhatian dari Kementerian Perindustrian. Sebanyak 1 juta orang lulusan sekolah menengah kejuruan ditargetkan dapat langsung diserap oleh industri. Selama ini, lulusan SMK dinilai belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh industri.

Pada kesempatan yang sama, Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian Harjanto mengatakan politeknik ini juga akan membuka pengembangan keahlian lain, termasuk penyediaan sistem penggerak kereta dengan PT Inka.

"Politeknik yang khusus untuk pendidikan MRO ini diproyeksikan akan bersaing dengan perusahaan maintenance asal asing. Nantinya kami akan merebut sebanyak 30% pasar yang sebelumnya dikuasai asing," Harjanto.

Untuk proyek listrik, Airlangga mengatakan perusahaan listrik tenaga surya asal Kanada yang berproduksi di Bekasi sejak 2 tahun lalu sudah menjadikan Indonesia sebagai basis produksi. Selain melayani kebutuhan listrik untuk rumah tangga dan industri di dalam negeri, pabrik ini juga menyasar pasar ekspor.

“Kanada menyatakan sanggup untuk berkontribusi dengan kapasitas sebesar 2x300 megawatt yang berbasis bahan bakar batu bara dan tenaga surya,” tuturnya.

Kanada merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia dengan menempati peringkat ke-20 investor terbesar di dalam negeri. Pada 2016, investasi Kanada di Indonesia mencapai US$99,8 juta untuk 81 proyek. Kanada berpotensi menjadi titik masuk yang strategis bagi pengembangan ekspor Indonesia ke kawasan Amerika karena Kanada merupakan anggota North American Free Trade Agreement(NAFTA).

Ekspor utama yang diekspor ke Kanada adalah produk karet dan tekstil. Untuk itu, Kemenperin meminta kerja sama fasilitasi pedagangan dan Mutual Recognition Arrangement di bidang standardisasi. Selain itu, pemerintah juga berharap agar Kanada membuka pasar untuk produk lain, seperti karet, kertas, mebel, elektronik, alas kaki, kopi, dan teh.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper