Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha: Peremajaan Kebun Karet Harus Digenjot

Pemerintah didorong menggenjot program peremajaan lahan karet seluas 1 juta ha yang diluncurkan Maret tahun lalu. Peremajaan kebun karet diyakini dapat meningkatkan kesejateraan petani karet di kala harga relatif rendah.
Pekerja menyadap pohon karet di kawasan perkebunan kebun karet Jawi jawi, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Senin (20/3)./Antara-Abriawan Abhe
Pekerja menyadap pohon karet di kawasan perkebunan kebun karet Jawi jawi, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Senin (20/3)./Antara-Abriawan Abhe

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah didorong menggenjot program peremajaan lahan karet seluas 1 juta ha yang diluncurkan Maret tahun lalu. Peremajaan kebun karet diyakini dapat meningkatkan kesejateraan petani karet di kala harga relatif rendah.

Dalam rilis Dewan International Rubber Consortium (IRCo) dalam rapat tahunan di Bangkok, Thailand, pada 20-21 April 2017, menyebutkan harga melemah 16,6% dari 208,88 US Cents per kg pada 2 Januari 2017 menjadi 174,17 US Cents per kg pada 19 April 2017.

Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Suharto Honggokusumo menyampaikan dalam keadaan harga rendah dan produktivitas rendah, maka petani tidak bisa berharap banyak dari hasil kebun. Petani akan meninggalkan kebun mencari sumber penghasilan yang lebih baik.

Dalam suatu daerah, kata dia, petani yang tidak mendapatkan pekerjaan lain, maka dia akan tetap menyadap untuk keperluan sehari-hari. Namun, seperti di Sumatera Utara petani dapat memperoleh pekerjaan lain. Ini terlihat ketika produksi menurun, maka perusahaan yang ada di Sumatera Utara, mencari bahan baku ke wilayah selatan.

"Belum dua bulan harga terus merosot. Saya tidak tahu apakah mereka akan kembali ke kebunnya," tuturnya, Senin (24/4/2017).

Suharto menyebut produktivitas kebun karet di Indonesia kurang dari 1.000 kg per ha per tahun, kalah dibandingkan Vietnam dengan produktivitas tertinggi yakni 1.700 kg per ha per tahun. Di sana, peremajaan rutin dilakukan dengan jarak tanam tertentu 550 batang dalam 1 ha. Sementara di Indonesia, 1 ha hanya 400 batang.

Begitu pula, mereka berhasil mengantisipasi cuaca seperti hujan agar tetap bisa menyadap karet. Menurutnya, penggunaan rain guard, waktu penyadapan lebih awal, bahan tanaman yang baik, dan populasi per ha tinggi, yang membuat daya saing petani negara lain kuat. Di Malaysia, pemerintah setempat bahkan telah memiliki road map untuk meningkatkan kesejahteraan petani dengan meningkatkan produktivitas dari 1.500 kg per ha per tahun menjadi 2.500 kg per ha per tahun pada 2025.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper