Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah berencana merehabillitasi 500 hektare (ha) mangrove pada 2017 guna menekan penurunan kualitas ekosistem air payau itu yang mencapai 200.000 ha tiap tahunnya.
Langkah itu melanjutkan kegiatan sejak 2015 ketika pemerintah merehabilitasi mangrove seluas 430 ha. Setahun kemudian, rehabilitasi dilakukan di lahan seluas 497 ha.
Mangrove Indonesia saat ini tersisa 3,49 juta ha yang tersebar di 257 kabupaten dan kota. Namun, hanya 48% yang kondisinya masih baik, sisanya dalam kondisi sedang atau rusak.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menjelaskan penurunan kualitas mangrove disebabkan a.l. oleh deforestasi ekosistem pesisir, reklamasi, penurunan kualitas air, polusi, praktek budi daya yang tidak berkelanjutan, hingga eksploitasi kehidupan laut.
Dia berharap rehabilitasi akan bertambah signifikan dengan menggandeng berbagai pihak. Pola kolaborasi ini melibatkan pemerintah, partai politik, pengusaha, komunitas, dan masyarakat.
“Upaya yang dilakukan pemerintah secara sendirian tidak akan sebaik secepat dan sebanyak apabila itu dilakukan bersama-sama masyarakat,” katanya dalam siaran pers yang diterima Bisnis.com, Senin (24/4/2017).
Menteri Siti mengingatkan bahwa ekosistem mangrove sangat penting dijaga kelestariannya mengingat fungsinya sebagai ekosistem pesisir paling produktif di dunia. Mangrove dapat mendukung sektor perikanan, mengurangi erosi dan banjir, menjaga, serta mengkonservasi keanekaragaman hayati. Mangrove juga menyimpan karbon sehingga tidak merusak struktur atmosfer, yang pada akhirnya mencegah kenaikan suhu cuaca dan abrasi pantai.