Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman atau Kemenko Maritim tengah menggalakkan penanganan masalah sampah sebagai bentuk menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat lingkungan keluarga untuk generasi yang akan datang.
Asisten Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan Maritim Kemenko Maritim TB Haeru mengatakan, sebagai koordinator Gerakan Indonesia Bersih pada peringatan Hari Bumi tahun ini, Kemenko Maritim menyiapkan tema Combating Marine Debris. Alasannya, kondisi bumi saat ini khususnya Indonesia sangat mengkhawatirkan, karena Indonesia diklaim sebagai penghasil sampah plastik terbesar kedua setelah China di dunia.
“Itulah karenanya kita harus peduli dan cepat ditanggulangi. Kalau tidak cepat ditanggulangi maka kita akan dikelilingi oleh sampah, dan anak-cucu kita akan tinggal dimana nanti?” ujarnya melalui siaran pers yang diterima Bisnis.com, Selasa (24/4/2017).
Kemenko Maritim melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 12/2016 tentang Gerakan Revolusi Mental telah ditunjuk menjadi Koordinator Gerakan Indonesia Bersih. Adapun tujuan mengusung tema Combating Marine Debris untuk mengajak anak-anak muda bergerak bersama melawan sampah.
“Dan kita juga harus Save Our Sea agar kita menjaga kebersihan sekaligus menjaga laut kita,” katanya.
TB Haeru Rahayu menjelaskan Kemenko Maritim akan mewujudkan hal itu melalui gerakan aksi bersih serentak dalam momentum Hari Bumi 2017 pada 22 April lalu. Gerakan aksi bersih serentak dilaksanakan tanggal 6 Mei 2017 mendatang.
Aksi ini melibatkan berbagai instansi antara lain, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, TNI AL, TNI AD, Polri, organisasi POSSI, Komunitas Bersih Nyok dan Komunitas-komunitas aktivis lingkungan lainnya. Selain itu, negara-negara sahabat siap berpartisipasi dalam event gerakan aksi bersih serentak ini, di antaranya Kedubes Amerika Serikat, Kedubes Belgia dan Kedubes Denmark. Rencananya aksi bersih serentak akan dipusatkan di Jakarta.
Khsus untuk di Jakarta, kata Haeru, ada 10 titik yang akan menjadi sasaran target di antaranya, Banjir Kanal Timur, TPI Cilincing, Kali Bang Leo, Kali Lagoa, Kali Sentiong, Sunter Agung, Kali Ciliwung, Kali Gendong/Waduk Pluit, Penjaringan, Mangrove Muara Angke/Banjir Kanal Barat, Pulau Pramuka, dan Pulau Panggang.
Tak hanya itu, kegiatan tersebut juga menghadirkan sosialisasi dan edukasi mulai dari anak SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi. Agar mereka bisa menjadi generasi penerus yang memiliki mindset menjaga bumi.