Bisnis.com, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan kondisi penerimaan pajak dan ekonomi global saat ini menjadi pertimbangan utama pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun depan di angka 5,6%.
Dia mengatakan memang sempat ada perkiraan bahwa ekonomi dalam negeri tahun depan bisa bergerak mencapai 6-7%, namun dengan kondisi makroekonomi saat ini pemerintah akhirnya menetapkan target pertumbuhan di posisi 5,6%.
"Memang awalnya dicanangkan waktu 2014 7% kemudian turun 6,1%, ini perkiraan. Setelah melihat kenyataan ekonomi dunia, bagaimana pajak kita, maka untuk 2018 ditetapkan 5,6% targetnya," katanya, di Kantor Wakil Presiden, Selasa (4/4/2017).
Namun, Kalla mengatakan pemerintah tetap berupaya pertumbuhan ekonomi tahun depan bisa melebihi ekspektasi target itu.
"Kita usahakan dicapai kalo bisa lebih tinggi dari itu," ujarnya.
Disamping menurunkan estimasi target pertumbuhan ekonomi, hasil sidang kabinet paripurna yang berlangsung di Istana Negara, Selasa (4/4) tersebut juga menyerukan agar kementerian/lembaga melakukan penghematan anggaran.
Menurut Wapres, penghematan anggaran tersebut lebih bersifat cost effective atau bagaimana anggaran yang ada dibelanjakan untuk menghasilkan lebih banyak hasil dan tepat sasaran.
"Kalau uang yang ada bisa bikin 1000 km jalan kenapa mesti dibikin 700 km atau sebaliknya, karena itu dikurangi hal- hal yang tidak penting," katanya.
Wapres meminta sejumlah anggaran k/l yang kurang penting, seperti perjalanan dinas, seminar dan pertemuan pegawai yang tidak perlu untuk dipangkas.
"Jadi bagaimana anggaran itu tujuannya adalah memberikan kesejahteraan utk rakyat," ujarnya.
JK : Pertumbuhan Ekonomi 2018 Bergantung Penerimaan Pajak
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan kondisi penerimaan pajak dan ekonomi global saat ini menjadi pertimbangan utama pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun depan di angka 5,6%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Irene Agustine
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
21 menit yang lalu
Harga Pangan Hari Ini (25/11): Beras hingga Cabai Kompak Turun
41 menit yang lalu