Bisnis.com, MANADO -- Badan Pusat Statitik (BPS) melansir indeks harga konsumen (IHK) di Kota Manado mengalami kenaikan 0,23% per Maret 2017. Inflasi tersebut masih disumbang oleh kenaikan komponen bahan makanan dengan andil 0,15%.
Kepala BPS Sulawesi Utara, Mohamad Edy Mahmud, mengatakan kenaikan bahan makanan dalam tiga bulan terakhir sebesar 5,93% menyebabkan inflasi tahun berjalan terkerek ke level 2,51%. Edy menilai level inflasi di kuartal I/2017 itu terbilang tinggi karena level inflasi sepanjang 2016 hanya 0,35%.
"Kelihatannya belum juga jinak. Tapi masih ada spare waktu karena ini baru tiga bulan, mudah-mudahan pasokan bisa normal kembali karena TPID [tim pengendali inflasi daerah ] juga sdah turun ke pasar," jelasnya kepada Bisnis.com di Manado, Senin (3/4/2017).
Pada komponen bahan makanan, komoditas tomat sayur masih menjadi kontributor utama sebesar 0,4842%. Pada Februari 2017, tomat sayur juga memberi andil inflasi sebesar 0,8882% terhadap infalasi di bulan tersebut sebesar 1,16%. Selain tomat sayur, bawang merah cabai rawit atau rica juga menyumbang inflasi masing-masing sebesar 0,1289% dan 0,0631%.
Kendati masih berada di level yang tinggi, Edy menyebut tingkat inflasi Kota Manado - yang merepresentasikan Sulawesi Utara - bakal melandai seiring penambahan pasokan. Sebagaimana diketahui, tingkat inflasi per Maret 2017 lebih rendah dari Februari 2017 yang tercatat sebagai tingkat inflasi tertinggi di seluruh Indonesia.
Secara khusus, harga rica di pasaran sudah mulai turun. Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional menunjukkan, harga rica di Sulawesi Utara bergerak liar sepanjang Maret 2017. Misalnya, pada 1 Maret 2017 harga per kg masih Rp98.750 ; sehari berselang sudah mencapai Rp107.750 dan sepekan kemudian sudah menembus Rp120.000. Per hari ini, harga rica di Sulawesi Utara mencapai Rp79.000 per kg.