Bisnis.com, JAKARTA – Industri komponen lokal didorong untuk menangkap peluang dari sejumlah proyek kereta api nasional di berbagai daerah. Meski pembangunan infrastruktur masif, perusahaan pembuatan kereta api masih mengimpor 60%—70% kebutuhan komponennnya.
Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Ilmate) Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan menyampaikan dengan proyek pembangunan railway di sejumlah lokasi, industri komponen lokal seharusnya ikut terkerek kapasitasnya.
“Kalau infrastruktur kereta api, itu kan banyaknya proyek pemerintah, itu marketnya. Dari demand yang begitu besar di perkeretaapian, itu harunya tumbuh industri pendukung komponen di dalam negeri, jangan samai proyek infrastruktur yang ada menumbuhkan industri di luar negeri,” jelas Putu usai membuka Indonesia International Auto Parts, Accessories & Equip Exhibition di JIExpo, Rabu (29/3).
Putu menjelaskan industri pendukung perkeretaapian lokal didorong untuk masuk ke komponen rolling stock atau yang bersangkutan dengan kereta api, bukan hanya infrastruktur sipil seperti tiang bangunan dan struktur baja.
Menurutnya, saat ini industri dalam negeri sudah mumpuni dalam memasok infrastruktur sipil perkeretaapian, namun belum mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan kapasitas untuk memenuhi permintaan rolling stock.
Salah satu solusi yang dapat ditempuh yaitu dengan pengaturan jadwal tender. Selama ini, pembuatan kereta api kerap melakukan tender komponen dengan waktu untuk pengadaan yang mepet, sehingga industri dalam negeri sulit memenuhi.
“Pengadaannya jangan mendadak. Jangan 3 bulan mau digunakan, sekarang baru tender, akhirnya yang masuk produk impor semua. Kalau proyek besar pemerintah ini harusnya sudah tahu kebutuhan 1-2 tahun ke depan, nah itu perlu dibuka apa saja kebutuhannya,” jelas Putu.