Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian rengah menyiapkan skema integrasi hulu-hilir industri nasional. Dengan skema integrasi ini, sektor industri diharapkan dapat mempercepat pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
“Kami bersama pemangku kepentingan tengah menyiapkan skema integrasi industri dari hulu sampai hilir. Skema ini dapat menumbuhkan industri di Indonesia yang implikasinya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Kamis (23/3/2017).
Airlangga menerangkan skema tersebut merujuk pada integrasi hulu yang dimulai dari bahan baku, proses produksi, jasa terkait, hingga menjadi produk akhir, bahkan sampai pada level daur ulang produk. Dengan terintegrasi, dia yakin daya saing industri nasional meningkat.
Menurutnya, pemerintah berkomitmen akan mengurangi hambatan-hambatan di sektor perindustrian, sehingga mampu menciptakan iklim investasi yang kondusif di dalam negeri. Misalnya, melalui deregulasi dan paket kebijakan ekonomi.
“Sedang dikaji. Salah satu target yang bisa didorong adalah pengembangan industri padat karya berorientasi ekspor. Sebagai gambaran, potensi industri barang jadi karet di dalam negeri, dari hulunya didukung dengan area perkebunan karet paling luas di dunia yang mencapai 3,64 juta hektare,” ujarnya.
Dari total luas area tersebut, produksi karet sebanyak 3,16 juta ton pada tahun 2016. Di sektor antara, industri pengolahan karet sekitar 145 perusahaan dengan menyerap tenaga kerja lebih dari 36 ribu orang dan memiliki kapasitas produksi hingga 5,2 juta ton per tahun.
Adapun, di sektor hilir, yang di antaranya meliputi industri ban, sarung tangan karet, dan komponen otomotif, terdiri dari 308 perusahaan dengan kapasitas produksi 1,4 juta ton per tahun.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan sepanjang 2016, industri pengolahan non-migas secara kumulatif tumbuh sekitar 4,42% dengan memberi kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional sebesar 18,20%. Pada 2017, industri pengolahan nonmigas diproyeksikan tumbuh di kisaran 5,2-5,4% dengan target pertumbuhan ekonomi 5,1%-5,4%.