Bisnis.com, JAKARTA — PT Timah (Persero) Tbk (TINS) akan mengucurkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp2,65 triliun untuk pengembangan produksi dengan membeli 6 unit kapal hisap dan mengembangkan smelter.
Emil Ermindra, Direktur Keuangan PT Timah mengatakan, dana tersebut bersumber dari kas internal dan dari pinjaman dari pihak perbankan ataupun penerbitan surat utang alias obligasi.
"Kalau investasi yang bagus, ya, obligasi, kami berupaya untuk obligasi. Tapi, nanti akan dikaji lagi," jelas Emil menjawab wartawan di Gedung Kementerian BUMN di Jakarta, Rabu (22/3).
Emil menjelaskan, Timah akan membeli 6 unit kapal hisap dengan menggolontorkan dana Rp330 miliar. Kapal itu akan dibeli dalam waktu dekat ini, atau hingga akhir semester I 2017. Kapal tersebut akan melengkapi 20 kapal yang mereka miliki saat ini.
Kapal hisap berguna untu pengolahan bijih timah menjadi timah. PT Timah tak melulu mengandalkan fasilitas pengolahan mineral mentah atau smelter yang berada di darat. Karena 67% operasional PT Timah berada di laut dan 33% berada di darat.
"Estimasi biaya yang diperlukan satu kapalnya sekiktar Rp555 miliar untuk kapal baru. Namun, itu masih perkiraan. Bisa jadi, kami membeli kapal bekas, ataupun membuat kapal bekerjasama dengan mitra bisnis," ujar Emil.
Emil mengatakan, data terakhir pada Desember 2016, total cadangan timah mencapai 335.909 ton. Sebanyak 79% diantaranya atau 264.806 ton berada di laut.
Selain membeli kapal, PT Timah juga akan membelanjakan dana capex untuk meningkatkan produksi Smelter hingga berkapasitas 30.000 ton dengan estimasi biaya Rp600 miliar. Pengembangan smelter ini memakan waktu seitar 18 bulan. PT Timah akan menyuntikkan dana ke bisnis sekitar Ro300 miliar untuk pembangunan dan pengembangan isnis rumah sakit.