Bisnis.com, JAKARTA—RS Sahid Sahirman Memorial Hospital (SSMH) menjalin kerja sama dengan anak usaha milik negara bidang farmasi PT Kimia Farma Apotek (KFA)sebagai operator instalasi farmasi yang efektif per April 2017.
Kerja sama itu sejalan dengan status RS Sahid Sahirman yang telah menerima pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), baik rawat jalan maupun rawat inap per 1 Januari 2017.
“Kerja sama diharapkan memberikan nilai positif bagi masyarakat yang berobat di RS Sahid Sahirman,” seperti dikutip dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Selasa(21/3).
Sebagai informasi, RS Sahid Sahirman memiliki fasilitas antara lain, Urology, Orthopaedi, Penyakit Dalam, Bedah Umum, Syaraf, Obstetri, Ginekology, Mata, THT, Penyakit Jantung, Fertility Klinik atau bayi tabung, dan Haemodialisa.
Pada era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), KFA mengaku berperan mendukung program pemerinah melalui jalinan kerja sama dengan beberapa rumah sakit, baik RS pemerintah maupun RS swasta.
KFA juga menjalin kerja sama langsung dengan BPJS kesehatan untuk pasien rujuk balik maupun klinik pratama. Perseroan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat peserta JKN maupun non-JKN, karena setiap peserta JKN berhak mendapatkan pelayanan kefarmasian yang layak baik obat maupun kualitas pelayanan.
Terkait kinerja operasiona, KFA menargetkan pengembangan usaha yang agresif dengan menambah sebanyak 100 apotek dan 125 klinik sepanjang 2017.
Per Desember 2016, entitas usaha PT Kimia Farma (Persero) Tbk memiliki 900 apotek, 375 klinik, 44 laboratorium, dan 10 optik. Pada tahun ini, perseroan berencana memperluas operasional dengan menambah jumlah usaha menjadi 1.000 apotek dan 500 klinik.
Dalam operasionalnya, KFA dijalankan oleh 50 unit bisnis yang tersebar di seluruh Indonesia, salah satunya Unit Bisnis Rumah Sakit Jakarta yang fokus pada pelayanan apotek di dalam Rumah Sakit di Wilayah DKI Jakarta.
Salah satu anak usaha BUMN Farmasi PT Kimia Farma (Persero) Tbk. yang bergerak di bidang ritel farmasi meliputi Apotek, Klinik, dan Laboratorium Klinik yang tersebar di seluruh Indonesia.
Untuk diketahui, induk usaha KFA, PT Kimia Farma Tbk. mencatatakan kinerja penjualan yang meningkat sepanjang tahun lalu. Seperti dikutip dari laporan keuangan perusahaan yang baru dirilis pada Rabu (15/3), perusahaan farmasi pelat merah tersebut mencatatkan penjualan sebesar Rp5,81 triliun pada tahun lalu.
Dengan catatan itu, KAEF memetik pertumbuhan kinerja 20% dibandingkan Rp4,86 triliun selama 2015. Berkat pertumbuhan penjualan, maka perusahaan juga mencatatkan pertumbuhan laba bersih pada tahun lalu sebesar 2%, dengan catatan perolehan Rp271,59 miliar dari Rp265,54 miliar selama 2015.
Sejauh ini, penghasilan utama perusahaan digali dari produk berupa obat-obat etikal dan lisensi. Selain itu, penjualan produk obat generic dan OTC juga ikut menopang kinerja perusahaan selama tahun lalu.