Bisnis.com, JAKARTA—PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo menilai kerja sama PT Express Transindo Utama Tbk. dengan perusahaan aplikasi transportasi Uber tidak akan berdampak signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Yogie Surya Perdana, Analis Pefindo mengatakan, kerja sama antara emiten dengan kode saham TAXI tersebut dengan Uber lebih banyak untuk membantu pengemudi TAXI meningkatkan jumlah perjalanannya atau ritase.
Akibat persaingan dengan angkutan berbasis aplikasi online, pendapatan TAXI tahun lalu turun tajam hingga menderita kerugian Rp Rp81,87 miliar. Hal ini disebabkan karena tingginya tingkat piutang TAXI kepada pengemudi karena banyak pengemudi yang gagal memenuhi setoran harian akibat permintaan yang menurun.
Per September 2016, tingkat piutang pada driver mencapai Rp540 miliar. Untuk menekan tingkat piutang itu, TAXI menurunkan tingkat setoran harian pengemudi dari Rp240 ribu hingga Rp285 ribu per hari menjadi Rp150 ribu.
Bersamaan dengan itu, TAXI membuka kesempatan kepada para pengemudinya untuk bekerjasama dengan Uber dengan harapan ritase meningkat dan perlahan-lahan pengemudi bisa melunasi utang pada perusahaan.
“Artinya, yang tadinya supir hanya bisa dapatkan Rp200 ribu sampai Rp300 ribu sehingga dia bayar ke TAXI pas-pasan, dengan ini dia bisa dapatkan lebih sehingga bisa bayar setoran ke TAXI plus melunasi utangnya. Jadi, keuntungan buat TAXI tidak secara langsung pada profit and loss mereka,” katanya, Rabu (15/5/2017).
Sementara itu, dari sekitar 9000-an armada TAXI, baru sekitar 600-an supir yang telah bekerja sama dengan Uber. Kerja sama ini pun sejauh ini masih bersifat sementara dan belum final.