Bisnis.com JAKARTA – Keputusan akhir investasi (final investment decision/FID) lapangan Merakes di Blok East Sepinggan ditargetkan bisa dicapai sebelum 2020.
Dalam Rencana Strategis 2017-2020 yang dirilis ENI pada Rabu (1/3/2017), mengungkapkan pihaknya bisa memulai operasi produksi pada lapangan Jangkring di Blok East Sepinggan pada kuartal II/2017.
Blok Jangkrik ditargetkan bisa mencapai puncak produksi dengan kapasitas 45.000 barel setara minyak.
“Sedangkan untuk blok Merakes FID ditargetkan sebelum 2020, sehingga operasi produksi bisa dimulai setelah 2020,” tulis perusahaan dalam rencana tersebut.
Khusus untuk Lapangan Merakes diharapkan bisa mencapai produksi sebesar 30.000 barel setara minyak.
Sebelumnya, pengembangan Lapangan Gas Merakes akan disinergikan dengan Lapangan Jangkrik yang berjarak 35 kilometer untuk mengefisienkan biaya.
Dalam keterangan resminya, Eni sebagai operator Blok East Sepinggan, menyatakan telah berhasil mengebor dan melakukan tes terhadap sumur Merakes 2.
Adapun, wilayah kerja yang berada di Cekungan Kutai itu rencananya akan dioperasikan secara terintegrasi dengan Lapangan Jangkrik yang ditargetkan beroperasi pada 2017.
Pada Blok tersebut, Eni menjadi operator dengan kepemilikan saham partisipasi sebesar 85% dan PT Pertamina Hulu Energi sebesar 15%.
"Kedekatan temuan Merakes 2 dengan Lapangan Jangkrik akan memungkinkan untuk memaksimalkan sinergi infrastruktur yang ada guna mengurangi biaya dan waktu eksekusi demi pengembangan berikutnya," ujar keterangan tersebut, dikutip Kamis (2/2/2017).
Estimasi Cadangan
Adapun, sumur tersebut merupakan kegiatan lanjutan dari temuan di sumur Merakes 1 yang ditemukan pada 2014. Tes tersebut mencatatkan kemampuan pengiriman gas yang baik dari reservoir Merakes dan memungkinkan untuk pengumpulan informasi dan kajian untuk tahapan produksi.
Dari kegiatan pengeboran di sumur Merakes 1 dan Merakes 2, cadangan di Merakes diestimasi sebesar 2 triliun kaki kubik (trillion cubic feet/tcf) gas dengan kemungkinan potensi tambahan yang sedang dievaluasi.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) IGN Wiratmaja Puja mengatakan operator masih melakukan kajian untuk menyampaikan rencana pengembangan lapangan (plan of development/PoD).
"Belum [mengajukan PoD] karena masih dalam proses. Mereka kan discovery, masih dalam perhitungan semuanya," ujarnya.
Lebih lanjut, dia menyebut Lapangan Jangkrik, Blok Muara Bakau akan beroperasi pada Juli. Saat ini sedang dalam tahap penyelesaian fasilitas produksi terapung (floating production storage and offloading/FPSO) di Karimun, Riau.
Ditargetkan, produksi puncak blok yang dioperatori Eni tersebut mencapai 450 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMscfd).
Proyek ini akan memasok gas alam cair kepada PT Pertamina (Persero) dengan volume 1,4 juta ton per tahun dari volume total 3 juta ton per tahun. Pasokan tersebut mulai disalurkan pada 2017 hingga 2024 dengan nilai transaksi total US$4,4 miliar.
Lapangan Jangkrik merupakan satu di antara empat proyek yang direncanakan onstream pada 2017 yakni pada kuartal I/2017 proyek Lapangan Madura BD (Husky Oil) dengan 5.980 bph minyak dan 100 MMscfd dan Lapangan Cikarang Tegal Pacing (Pertamina EP) dengan produksi gas 14 MMscfd.