Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SSIA Jajaki Peluang Kerjasama Dengan Mitra Asing

Erlin Budiman, Head of Investor Relation Surya Semesta Internusa mengakatakan, pengembangan kawasan tersebut membutuhkan investasi sedikitnya Rp10 triliun. SSIA bermaksud mengembangkan kawasan seluas 2,3 hektar tersebut menjadi kawasan terpadu yang terdiri ats perkantoran, hotel, dan apartemen servis.
Gran Melia Jakarta/
Gran Melia Jakarta/

Bisnis.com, JAKARTA—PT Surya Semesta Internusa Tbk. tengah menjajaki peluang kerjasama dengan mitra investor asing untuk pengembangan lebih lanjut kawasan hotel Gran Melia, Kuningan, Jakarta Selatan menjadi kawasan multi guna dengan beragam proyek investasi.

Erlin Budiman, Head of Investor Relation Surya Semesta Internusa mengakatakan, pengembangan kawasan tersebut membutuhkan investasi sedikitnya Rp10 triliun. SSIA bermaksud mengembangkan kawasan seluas 2,3 hektar tersebut menjadi kawasan terpadu yang terdiri ats perkantoran, hotel, dan apartemen servis.

Saat ini, SSIA hanya memiliki hotel Gran Melia di sana setelah sebelumnya merubuhkan gedung Surya Semesta Plaza di sampingnya.

Erlin mengatakan, total aset SSIA per September 2016 hanya Rp7,3 triliun. Dengan demikian, sulit bagi perseroan untuk mewujudkan target ambisius pengembangan kawasan tersebut.

Oleh karena itu, SSIA akan mencari mitra untuk pendanaan proyek tersebut. Erlin mengatakan, SSIA masih menjajaki calon mitra, tetapi preferensi perseroan adalah perusahaan dari luar negeri. Perseroan tetap mensyaratkan kepemilikan mayoritas dalam kemitraan nantinya.

“Kita lebih memilih mitra asing untuk kepentingan promosi kawasan ini juga nantinya untuk menarik tenant, karena target market kita adalah foreign,” katanya, dikutip Minggu (26/2/2017).

Proyek pertama yang akan dibangun yakni menara perkantoran grade A, yakni SSI Tower di atas bekas lahan Surya Semesta Plaza. Meski belum memiliki desain finalnya, menara kantor tersebut kemungkinan akan memiliki jumlah lantai paling sedikit 39 lantai, sesuai izin koefisien lantai bangunan yang diperoleh, yakni 6,5.

Fase pertama proyek multiguna tersebut sedikitnya akan menelan investasi hingga Rp2,5 triliun dengan target konstruksi mulai tahun depan dan rampung pada 2021. Proyek selanjutnya baru akan dikembangkan setelahnya, dengan target penyelesaian seluruhnya pada 2024.

Pembanguan proyek ini tidak terlepas dari target perseroan untuk mendorong kontribusi recurring income dari posisi saat ini di kisaran 15% menjadi 20%--25% dalam lima tahun ke depan. Sumber pendapatan berulang sejauh ini diperoleh dari bisnis hotel, pergudangan dan pengelolaan kawasan industri Surya Cipta, Karawang, Jawa Barat.

Menurutnya, perseroan akan memiliki cadangan kas yang cukup untuk proyek tersebut setelah mendivestasikan bisnis tolnya kepada PT Astratel Nusantara. Perseroan saat ini masih menunggu persetujuan pemegang saham melalui RUPSLB yang baru akan digelar pada 22 Maret 2017.

Dari divestasi tersebut, SSIA sedikitnya akan memperoleh tambahan kas bersih senilai Rp1,9 triliun.

SSIA tahun ini memiliki utang obligasi jatuh tempo pada November senilai Rp550 miliar. Perseroan kemungkinan akan memilih opsi refinancing untuk pelunasan utang tersebut meskipun pendapatan bersih dari divestasi tol Cikopo-Palimanan akan cukup untuk membayarnya.

“Kas kita saat ini ada Rp1,5 triliun, ditambah divestasi Rp1,9 triliun jadi Rp3,4 triliun. Kita ada debt Rp2,5 triliun, jadi sisa kas ada Rp900 miliar. Seharusnya itu cukup sekali. Tetapi kita akan tunggu keputusan RUPSLB nanti tanggal 22 Maret [2017],” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper