Bisnis.com,DENPASAR-Indonesia berencana mendirikan training centre khusus operator vessel traffic system (VTS).
Namun, untuk bisa melakukan training VTS harus mendapat persetujuan dari International Association of Marine Aids to Navigation and Lighthouse Authorities (IALA).
Kepala Ditrik Navigasi Tanjung Pinang Raymond Ivan mengatakan, pihaknya berharap IALA dan negara-negara anggotanya bisa memberikan dukungan.
"Salah satu dukungan yang diharapkan adalah tenaga pengajar yang berpengalaman," katanya kepada Bisnis.com di Denpasar, Rabu (22/2/2017).
Raymond menjelaskan, Indonesia memang tergolong negara yang cukup tertinggal dalam hal penggunaan VTS. Sistem ini baru diterapkan di perairan Indonesia sepuluh tahun lalu. Sementara di negara-negara maju sudah sejak 1900-an.
"Instruktur tersertifikasi dan berpengalaman masih terbatas sekali. Itu masih tersedia di negara-negara lain yang memang sudah sejak lama mengembangkan kemampuan di bidang navigasi," ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Chairman of Tuncay Cehreli mengatakan, untuk regional ASEAN, pusat pelatihan VTS yang cukup baik sudah ada di Malaysia.
Namun, mengingat Indonesia merupakan negara yang memegang posisi penting dalam jalur pelayaran dunia maka pendirian pusat pelatihan tersebut memang dibutuhkan.
IALA adalah sebuah organisasi nirlaba yang didirikan pada tahun 1957 untuk mengumpulkan dan menyediakan keahlian serta rekomendasi terkait navigasi pelayaran.