Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Federasi Industri Gujarat Bidik Mitra dari Indonesia

Federations of Gujarat Industries (FGI) melirik sejumlah sektor industri mulai dari farmasi, kimia, pertanian, hingga teknologi informasi untuk memperluas bisnisnya di Indonesia.
Industri farmasi/indianmirror
Industri farmasi/indianmirror

Bisnis.com, JAKARTA—Federations of Gujarat Industries (FGI) melirik sejumlah sektor industri mulai dari farmasi, kimia, pertanian, hingga teknologi informasi untuk memperluas bisnisnya di Indonesia.

Dalam acara yang digelar oleh Kedutaan India, sekitar 16 delegasi dari beberapa perusahaan dari Gujarat melakukan pertemuan intensif dengan calon mitra prospektif di Indonesia.

Dari 16 perusahaan tersebut, mayoritas perusahaan yang datang ke Indonesia bergerak di sektor farmasi dan kimia.

“Saya rasa, India cukup terdepan sebagai produsen obat-obatan. Saya melihat biaya obat-obatan di sini sangat tinggi, tak jauh berbeda dengan Filipina dan negara Asean lainnya,” kata Bharat R. Desai, Ketua Tim Delegasi FGI, di Jakarta, Kamis (23/2).

Desai yang juga menjabat sebagai Managing Director Bharat Parenterals Ltd. ini mengungkapkan pendekatan business to business (B-to-B) semacam ini sangat membantu pelaku usaha industri di India untuk mengetahui lebih detil terkait kondisi ekonomi, geografis, politik, dan sosial mengenai Indonesia.

Selain farmasi, Desai menyebutkan para pengusaha yang tergabung dalam FGI juga tertarik untuk menjalin kerja sama dengan pengusaha di Indonesia yang bergerak di sektor agribisnis, energi, dan infrastruktur. Adapun, kerja sama itu bisa berbentuk joint venture atau dalam hal distribusi, marketing, dan supplier.

Sejauh ini, Indonesia merupakan mitra dagang utama India di kawasan Asean. Nilai perdagangan antara Indonesia dan India mencapai US$15,9 miliar sepanjang 2015-2016. Angka tersebut tercatat naik dari kinerja 2005-2006 senilai US$4,3 miliar.

Meski tercatat naik, pertumbuhan tersebut melambat akibat turunnya harga komoditas ekpor utama Indonesia yakni crude palm oil (CPO) dan batu bara.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) juga menunjukkan India menggeser posisi Jepang sebagai negara ketiga terbesar tujuan ekspor Indonesia yang sebelumnya dipegang oleh Jepang pada Januari 2017. India menggeser Jepang setelah mengimpor CPO dan batu bara dengan jumlah yang signifikan dari Indonesia.

Sebaliknya, komoditas ekspor utama India ke Indonesia antara lain plastik, produk minyak olahan, kendaraan komersial, perangkat telekomunikasi, bahan makanan hewan, dan sari pati jagung.

Sementara itu, Kepala Pusat Informasi Masyarakat Ekonomi ASEAN Kadin Jakarta Iwan Soetrisno menyebutkan India lebih banyak menjalin kerja sama di bidang perdagangan ketimbangan investasi langsung di Indonesia.

Menurutnya, acara semacam ini harus dimanfaatkan oleh pengusaha Indonesia untuk memperluas cakupan pasar, terutama di sektor-sektor industri unggulan India misalnya obat-obatan, infrastruktur, pertanian, dan energi.

“Indonesia masih mengandalkan potensi komoditas mineral yakni CPO dan batu bara. Saya rasa, kita harus mulai mendorong pertumbuhan industri keuangan digital dan itu bisa dilakukan dengan India,” tambahnya.

Selain memiliki prospek dalam meningkatkan pertumbuhan di Indonesia, kerja sama di sektor keuangan digital memiliki dampak lainnya yakni transfer teknologi dan peningkatan daya saing ekonomi Tanah Air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper