Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ratifikasi Terganjal Backlog Permohonan Merek

Komitmen negara-negara Asean meratifikasi Madrid Protocol belum dalat diikuti Indonesia. Masih terjadinya backlog permohonan merek, menjadi penyebabnya
Ilustrasi./.
Ilustrasi./.

Bisnis.com, JAKARTA— Komitmen negara-negara Asean meratifikasi Madrid Protocol belum dapat diikuti Indonesia. Masih terjadinya backlog (permohonan merek,yang tertahan atau belum diselesaikan/diterbitkan) menjadi penyebabnya.

Setidaknya, hingga akhir Januari lalu, ada 211.000 permohonan merek yang belum tersertifikasi sejak 2014 dikebut untuk diselesaikan pada tahun ini. Persoalan minimnya sumber daya manusia hingga adaptasi regulasi, membuat permohonan tak mulus terserfitikasi.

Data Direktorat Merek dan Indikasi Geografis Kemhumham menyebutkan setiap harinya, ada 300 permohonan merek yang masuk, baik dari kantor perwakilan Kementerian Hukum dan HAM di daerah, maupun yang langsung ke kantor pusat. Bila dikalkulasi, setidaknya 65.000 permohonan merek yang masuk tiap tahunnya.

Direktur Merek dan Indikasi Geografis Kemhumham Fathlurachman mengakui ratifikasi Protokol Madrid memang akan menjadi bagian dari Indonesia, tetapi tidak dalam waktu dekat. Menurutnya, persoalan backlog permohonan merek, menjadi salah satu hambatannya.

“Paling cepat akhir tahun [ratifikasi], karena sekarang masih menunggu Rancangan Peraturan Pemerintah yang masih dalam pembahasan antara kementerian/lembaga,” ujarnya, Kamis (23/2/17).

Secara kesiapan regulasi pendukung, Fathlurachman menambahkan, sudah banyak yang disesuaikan dengan Protokol Madrid, terutama Undang-Undang No. 20 tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis.

Yenny Halim, Konsulkan KI dari Acemark, menganggap persoalan sistem informasi menjadi persoalan yang harus lekas dicarikan solusi, menuju rafitikasi Madrid Protocol.

Menurutnya, sudah banyak pelaku asing yang menanyakan bagaimana perkembangan bergabungnya Indonesia dalam protokol merek tersebut.

“Jelas langsung dimanfaatkan bagi pelaku asing. Sebenarnya peluang juga untuk kita yang banyak bermain di luar,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper