Bisnis.com, BOGOR—Pengembang kawasan perkotaan PT Sentul City Tbk. (BKSL) masih belum mendapat kepastian persetujuan pemegang saham atas rencana akuisisi terhadap PT Graha Sejahtera Abadi, meskipun perseroan telah mendapat persetujuan untuk menggelar right issue dengan target tambahan modal Rp2,3 triliun.
Adapun, dana hasil right issue tersebut semula ditujukan untuk melaksanakan akuisisi tersebut. Akan tetapi, dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang digelar Selasa (7/2/2017), jumlah pemegang saham yang hadir tidak memenuhi syarat bagi pengambilan keputusan aksi korporasi akuisisi.
RUPS tersebut hanya dihadiri oleh 69% pemegang saham, sedangkan agenda rencana akuisisi hanya bisa dibahas bila rapat dihadiri oleh 75% pemegang saham seturut ketentuan perundang-undangan.
Sementara itu, rapat untuk pengambilan keputusan persetujuan right issue dapat digelar karena undang-undang hanya mensyaratkan kehadiran 50% pemegang saham. Dalam RUPS tersebut, Sentul City (BKSL) memperoleh persetujuan dari seluruh pemegang saham yang hadir untuk menggelar right issue.
Keith Steven Muljadi, Direktur Utama Sentul City (BKSL) mengatakan, aksi akuisisi tersebut sangat penting bagi perseroan. PT Graha Sejahtera Abadi (GSA) saat ini menguasai 273 hektar lahan strategis di empat desa di Sentul, Jawa Barat, yang secara langsung berbatasan dengan lahan-lahan yang dimiliki BKSL.
“Empat daerah itu adalah CBD [central business district] kita di Sentul City nantinya. Kita tidak bisa kembangkan kawasan ini kalau masih terpecah dalam parsel-parsel, harus full. Sehingga kita harus akuisisi,” katanya usai RUPS di Bogor, Selasa.
BKSL bermaksud mengakuisis 99,999% saham GSA melalui Rp2,02 triliun dana yang diperoleh dari aksi right issue yang baru disepakati, sementara Rp303 miliar selebihnya dimanfaatkan untuk modal usaha. Perseroan menargetkan right issue dapat digelar pada paruh pertama tahun ini.
Adapun, GSA merupakan anak usaha dari PT Sakti Generasi Perdana (SGP) yang notabene saat ini adalah pemegang saham BKSL sebanyak 7,94%. Akuisisi tersebut nantinya akan dilakukan melalui penyetoran aset atau imbreng 99,999% saham SGP dalam GSA kepada BKSL.
Dalam right issue yang akan digelar, dua pemegang saham BKSL, yakni PT Citra Kharisma Komunika (25,24% saham) dan EFG Bank AG Singapore (6,53% saham) telah menyatakan tidak menggunakan haknya dalam HMETD. Otomatis, SGP yang bertindak sebagai pembeli siaga mengambil alih hak mereka, terumasuk bila pemegang saham lainnya juga tidak memanfaatkan haknya.
Sementara itu, Steven belum memastikan kapan rapat umum pemegang saham berikutnya akan digelar kembali dalam rangka meminta restu bagi aksi korporasi akusisi tersebut. Steven pun belum memastikan pemanfaatan dana right issue sekiranya pemegang saham nantinya tidak menyetujui agenda akuisisi. Meski begitu, dirinya optimistis agenda tersebut akan disetujui sekiranya pemegang saham yang hadir memenuhi target.
“Ini bukan tidak disetujui, hanya belum memenuhi kuorum saja. Akuisisi ini akan meningkatkan nilai perseroan karena akuisisi ini akan meningkatkan juga nilai investasi bagi pemegang saham,” katanya.
Dengan akuisisi itu, nilai aset perseroan akan meningkat 34,26% dari Rp11 triliun menjadi Rp14,8 triliun. Ekuitas perusahaan pun meningkat 56,55% dari Rp6,66 triliun menjadi Rp10,42 triliun, sementara liabilitas hanya terkerek 0,23% dari Rp4,36 triliun menjadi Rp4,37 triliun.
Bima Setiaji, Analis NH Korindo Sekuritas mengatakan, pergerakan positif pada saham BKSL selama ini ditopang oleh sentiment positif rencana right issue dan akuisisi GSA ini. Namun, hasil RUPS yang belum memberi keputusan final bagi persetujuan akuisisi GSA berpotensi memberi sentiment negatif bagi investor.
Hal ini menyebabkan investor masih akan menahan diri, menunggu dan melihat perkembangan keputusan perseroan dalam memanfaatkan dana right issue.
“Karena belum jelas penggunaannya untuk apa, ini membuat investor masih wait and see. Namun, kalau nantinya benar untuk akuisisi GSA, saya yakin itu sentimennya akan positif bagi BKSL,” katanya.
Saham BKSL ditutup melemah 6 poin atau 5,83% dalam perdagangan Selasa (7/2/2017) menjadi Rp97. Namun, sentiment positif yang dihadirkan oleh wacana aksi korporasi tersebut telah membuat saham perseroan meningkat 5,43% sepanjang tahun berjalan.