Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Pariwisata Butuh Sumber Pembiayaan

Sektor pariwisata yang sedang menggeliat saat ini membutuhkan sumber pembiayaan guna menunjang perkembangannya. Himpunan bank-bank negara (Himbara) seperti Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, dan Bank Rakyat Indonesia pun tengah bersiap memberikan pembiayaan pada sektor pariwisata di wilayah Bali dan Nusa Tenggara.
Pantai Kuta/Ilustrasi
Pantai Kuta/Ilustrasi

Bisnis.com, DENPASAR - Sektor pariwisata yang sedang menggeliat saat ini membutuhkan sumber pembiayaan guna menunjang perkembangannya. Himpunan bank-bank negara (Himbara) seperti Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, dan Bank Rakyat Indonesia pun tengah bersiap memberikan pembiayaan pada sektor pariwisata di wilayah Bali dan Nusa Tenggara.

Rodi Judo Dahono, Micro Banking Head Bank Mandiri Regional XI Bali dan Nusa Tenggara, mengatakan untuk mikro, pihaknya akan lebih fokus ke kredit usaha rakyat (KUR) termasuk juga sektor pariwisata khususnya sektor penunjang pariwisata seperti kerajinan.

“Target KUR kami secara nasional Rp13 triliun namun belum di breakdown di daerah. Sedangkan sepanjang 2016 lalu kami berhasil menyalurkan KUR hingga Rp880 miliar dari target Rp480 miliar di Bali dan Nusa Tenggara,” paparnya baru-baru ini di Denpasar.

Dia menyatakan, sudah banyak pedagang maupun perajin di Pasar Kumbasari Denpasar yang telah dibiayai olehnya dan tahun ini akan lebih ditingkatkan lagi.

“Khusus Bali karena daerah pariwisata, kami tentunya fokus ke pariwisata dengan menyasar sektor pendukung pariwisata. Kami juga akan memanfaatkan Rumah Kreatif BUMN maupun Rumah Kreatif BUMN Keliling guna menyasar lebih banyak lagi sektor mikro pendukung pariwisata,” tegasnya.

Senada dengan Rodi, A.A.G. Agung Dharmawan, Pemimpin BNI Kanwil Denpasar, mengatakan pembiayaan ke sektor jasa khususnya pariwisata di Bali merupakan prioritas baginya, mengingat sektor utama Bali adalah pariwisata.

“Pada tahun ini, target pembiayaan pariwisata kami kurang lebih Rp1,7 triliun untuk total keseluruhan wilayah kami yaitu Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Khusus untuk Bali saja serapannya bisa 70%,” jelasnya melalui pesan singkat kepada Bisnis, Rabu (1/2).

Dia menambahkan, selama 2016 lalu, BNI Kanwil Denpasar telah menyalurkan pembiayaan di sektor tersebut sekitar Rp1,5 triliun.

“Semua sektor pariwisata akan kami sasar, terutama di Bali ini baik dari sisi hotel, restoran, maupun UMKM karena secara jumlah nasabah UMKM bidang pariwisata lebih banyak, sedangkan dari sisi nilai pembiayaannya lebih besar pada hotel dan restoran,” paparnya.

Dia menyatakan bahwa semua sektor yang berujung pada pariwisata di Bali akan difokuskan sebagai sektor unggulan.

Berdasarkan data Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara, hingga September 2016 lalu penyaluran kredit perbankan di wilayah Pulau Bali mengalami peningkatan 6,51%, dari Rp71,14 triliun pada Desember 2015 naik menjadi Rp75,77 triliun pada September 2016.

Dari keseluruhan total penyaluran kredit perbankan hingga September 2016, terdiri dari Rp65,43 triliun penyaluran kredit oleh bank umum konvesional, Rp1,6 triliun penyaluran kredit bank umum syariah, dan Rp8,73 triliun penyaluran kredit BPR di Bali.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Asmawi Syam memastikan pihaknya akan mengalokasikan pembiayaan dan memungkinkan untuk menyalurkan KUR ke sektor pariwisata.

"Itu sangat dimungkinkan untuk ke sana. Malah kita dorong. Saya pastikan tidak perlu ada kekhawatiran dari para pelaku pariwisata tidak mendapat akses pembiayaan," ujar Asmawi kepada Bisnis di Mataram, belum lama ini.

Kendati demikian, Asmawi menekankan kepada para pelaku usaha pariwisata khususnya yang masih berskala mikro dan kecil untuk mengembangkan usahanya. Dengan berkembangnya usaha dan meningkatnya omset maka akses untuk masuk ke akses perbankan semakin terbuka.

"Jangan hanya berharap kita memberikan pembiayaan kepada mereka. Tetapi bagaimana supaya mereka bisa naik kelas, kualitas meningkat. Kalau kualitas meningkat kan otomatis omset meningkat. Kalau mereka sudah meningkat baru kita berikan loan atau pembiayaan," tegas Asmawi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper