Bisnis.com, JAKARTA -- Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada bersama PT. Widodo Makmur Perkasa dan University of Liege Belgia berhasil mengembangkan riset dan teknologi pada sektor peternakan berupa pengembangan dan pembiakan sapi unggul baru.
Dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (31/1/2017), baru-baru ini Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir meninjau peternakan sapi PT. Widodo Makmur Perkasa di Desa Jambakan, Klaten, Jawa Tengah.
Pola hulu hilir yang sudah dijalankan UGM saat ini sangat didukung Kemenristekdikti untuk dapat dikembangkan menjadi pola pemberdayaan baik untuk perkotaan maupun pedesaan agar menggerakkan roda ekonomi. Peternakan sapi kerjasama UGM dan industri tersebut memang ditujukan dalam rangka membangun sebuah Center of Excelence.
Dekan Fakultas Peternakan UGM Ali Agus menyatakan, saat ini sudah lahir 12 ekor generasi pertama persilangan Belgian Blue Cattle dengan sapi Brahman. Kemudian sapi generasi pertama keturunan Belgian Blue ini akan dikawinkan dengan generasi pertama keturunan Brahman dengan pejantan Sapi Wagyu.
Hasil ketiga darah keturuan Brahman, Wagyu dan Belgian Blue inilah yang nanti akan dinamakan Lembu Gama, sebagai breed composit ke tiga darah sapi unggul tersebut.
Dari keunggulan breed composit ini diharapkan akan lahir sapi-sapi yang adaptif dan produktif pada kondisi iklim tropik basah dari darah tetuanya yaitu sapi Brahman, kemudian juga memiliki daging yang empuk/tender meat (tetua Wagyu) dan ototnya double (tetua Belgian Blue).
"Sapi Gama dengan ciri adaptif-produktif penghasil daging yang empuk dan melimpah inilah harapan kita sehingga akan membantu mencukupi kebutuhan daging sapi di masa yang akan datang. Secara ringkas, kami berharap Lembu Gama akan menjadi produsen daging sapi prime quality," ujarnya.
Menristekdikti merasa bangga pada inovasi yang dilakukan UGM ini. Apabila ingin mewujudkan swasembada daging di tanah air, maka kebutuhan sapi yang harus dipenuhi tiap tahunnya meningkat sebesar 3 juta ekor/tahun.
"Maka breeding harus kita rencanakan dengan baik. Oleh karena itu melalui Dirjen Risbang kita nanti bisa melakukan konsorsium pengembangan sapi Indonesia," imbuhnya.
Kementerian Ristekdikti akan terus mendukung transfer teknologi tepat guna dari kampus yang menyentuh kehidupan ekonomi pedesaan, termasuk dengan menjadikan bisnis hulu-hilir peternakan, yang mampu menjadi total solution menuju penguatan ekonomi masyarakat desa.