Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah segera menandatangani kontrak pengusahaan tiga ruas tol senilai total Rp29 triliun yang pelelangannya telah dilakukan sejak tahun lalu. Ketiga ruas tol tersebut adalah tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), Serang-Panimbang, dan Tebingtinggi-Parapat.
Kepala Bidang Investasi Sekretariat Badan Pengatur Jalan Tol Sudiro Roi Santoso mengatakan telah menentukan jadwal penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) pada Februari mendatang. Sejauh ini ketiga ruas tol tersebut telah melalui tahap penetapan pemenang. “Rencananya pertengahan Februari penandatanganannya,” ujarnya, Jumat (27/1/2017).
Dalam ruas tol Cisumdawu senilai Rp10 triliun, konsorsium PT Citra Marga Nusaphala Persada, PT Waskita Toll Road, PT Pembangunan Perumahan, PT Brantas Abipraya, PT Jasa Sarana, berhasil mengalahkan konsorsium BUMN.
Konsorsium BUMN yang dimaksud terdiri dari PT Jasa Marga Tbk., PT Adhi Karya Tbk., dan PT Nindya Karya. Salah satu faktornya adalah karena dalam dokumen penawarannya, konsorsium CMNP menyatakan mampu melakukan kontribusi pembangunan ke ruas Trans-Sumatra Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung sepanjang 6 kilometer.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. Shadik Wahono mengatakan dalam konsorsium, CMNP menjadi pemegang kendali saham sebesar 62,5%. Adapun sisanya dimiliki oleh empat anggota konsorsium dengan porsi saham yang sama rata.
Shadik memperkirakan proses kontruksi ruas ini baru akan dilaksanakan pada Februari mendatang setelah menyelesaikan dokumen administrasi yang menjadi persyaratan dalam melakukan penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT). Ruas itu ditargetkan mampu beroperasional pada 2018.
Ruas tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan menjadi tol keenam yang dimiliki konsesinya oleh CMNP. Sebelumnya perseroan memiliki konsesi lima ruas tol dengan total panjang mencapai 91 kilometer.
Lima ruas tersebut yakni Jakarta Inner Urban Toll Road (JIUT), Waru-Juanda, Depok-Antasari, Soreang-Pasir Koja, serta Bogor Outer Ring Road (BORR). Dari kelima ruas itu, satu ruas yakni JIUT atau yang dikenal dengan nama Ir Wiyoto Wiyono telah beroperasi secara penuh.
SERANG-PANIMBANG
Sementara itu, ruas tol Serang-Panimbang senilai Rp10 triliun yang menjadi akses Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung dipastikan jatuh ke konsorsium PT Wijaya Karya-PT Pembangunan Perumahan dan PT Jababeka setelah tercapainya kesepakatan mengenai besaran dukungan konstruksi yang akan diberikan pemerintah.
Dalam masa pelelangan, konsorsium tersebut menjadi satu-satunya peserta lelang yang memasukkan dokumen penawaran, karena tingkat kelayakan finansial tol yang dinilai masih rendah.
Kepala Panitia Pelelangan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Eka Pria Anas mengatakan pemerintah memberikan dukungan konstruksi senilai Rp3 triliun. Nilai itu setara bagi pengerjaan konstruksi sepanjang 33 km pada seksi II (Rangkasbitung-Bojong). Sisanya sepanjang 51 km akan dibangun oleh konsorsium pemenang tender.
Proses pengadaan lahan bagi ruas sepanjang 84 kilometer ini juga belum berjalan. Rencananya, pemerintah kembali menggunakan mekanisme dana talangan lahan dari badan usaha.
Sementara itu, ruas tol Tebingtinggi-Parapat sebagai penunjang pariwisata Danau Toba tidak melalui proses tender karena masih menjadi bagian penugasan kepada PT Hutama Karya selaku pengelola Trans Sumatra. Hanya saja, khusus ruas ini HK menggandeng dua BUMN lainnya yaitu PT Jasa Marga Tbk dan PT Waskita Karya untuk meringankan beban finansial HK.
Saat ini ketiga BUMN tersebut tengah membentuk anak usaha bersama yang akan menjadi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) ruas Tebing Tinggi-Parapat. Nilai konstruksi tol sepanjang 100 kilometer tersebut ditaksi mencapai Rp9 triliun.