Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Angkasa Pura II Kaji Bangun Soekarno-Hatta II

PT Angkasa Pura II akan mengkaji pembangunan Bandara Soekarno Hatta II guna menampung permintaan jasa angkutan udara yang diprediksi melonjak hingga 100 juta penumpang per tahun pada 2025 mendatang.
Bandara Soetta/airport.co.id
Bandara Soetta/airport.co.id

Bisnis.com, JAKARTA—PT Angkasa Pura II akan mengkaji pembangunan Bandara Soekarno Hatta II guna menampung permintaan jasa angkutan udara yang diprediksi melonjak hingga 100 juta penumpang per tahun pada 2025 mendatang.

Presiden Direktur PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan Angkasa Pura II akan melakukan kajian studi kelaikan (feasibility study) terhadap rencana pembangunan Bandara Soekarno Hatta (BSH) II itu.

“Nantinya, kajian ini akan melibatkan banyak pihak, seperti Jasa Marga, pemerintah daerah dan Kementerian Perhubungan selaku otoritas yang memberikan izin kelayakan ruang udara, dan kelayakan penerbangan,” katanya, Kamis (26/01).

Awaluddin mengaku pihaknya masih belum memiliki gambaran yang lengkap terkait pembangunan BSH II tersebut, baik dari sisi desain, nilai investasi, waktu pembangunan, hingga lokasi bandara tersebut.

Namun demikian, dia menargetkan hasil kajian studi kelaikan BSH II tersebut akan dilengkapi pada tahun ini, sekaligus meminta izin (approval) dari Kemenhub untuk dapat dimasukkan dalam grand desain BSH Cengkareng.

“Yang pasti, adanya rencana pembangunan BSH II ini didasari atas beberapa pertimbangan, dan Kementerian BUMN pun juga sudah meminta kepada Angkasa Pura II untuk dibuatkan kajiannya,” tuturnya.

Salah satu pertimbangan pembangunan BSH II tersebut a.l. adanya tren permintaan jasa angkutan udara yang melonjak sangat tinggi tiap tahunnya. BSH diprediksi akan kedatangan 100 juta penumpang per tahun pada 2025.

Pada 2025, lanjut Awaluddin, kapasitas BSH diperkirakan sudah mencapai titik maksimal, meskipun telah melakukan sejumlah pengembangan, baik pembangunan terminal IV maupun pembangunan landas pacu III.

“Kami sudah melakukan hitung-hitungan hingga 2025, dan ini sudah enggak lama, sekitar 7-8 tahun lagi. Jadi kalau BSH nantinya stuck, saya kira sulit kalau kita tidak berikan alternatif untuk BSH,” ujarnya.

Selain jumlah penumpang yang meningkat, kondisi aksesbilitas menuju BSH juga dinilai sudah terlampau padat. Pasalnya, akses tol menuju BSH sudah sangat bercampur dengan trafik menuju nonbandara, seperti perumahan dan pabrik.

Di sisi lain, keberadaan bandara seperti Bandara Kertajati Majalengka dinilai cukup jauh untuk melayani Jakarta dan sekitarnya. Kertajati hanya menjadi alternatif untuk Jawa Barat bagian timur, seperti Indramayu, Majalengka, Brebes, Tegal dan sekitarnya

“Kemudian Jawa Barat seperti Bandung dan ke selatan itu, saya kira masih lebih nyaman memakai Bandara Husein Sastranegara ketimbang Kertajati. Jadi, makanya alternatif ini [BSH II] perlu kita kaji,” katanya.

Sekadar informasi, arus lalu lintas penumpang yang melalui BSH telah mencapai sekitar 55 juta orang pada 2016. Jumlah tersebut diprediksi melonjak 8% pada 2017, atau sekitar 60 juta penumpang.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Suprasetyo mengakui belum ada koordinasi antara Angkasa Pura II dengan Kemenhub terkait rencana pengkajian pembangunan Bandara Soekarno Hatta II.

"Untuk memenuhi permintaan kan Bandara Soekarno Hatta harus terus dikembangkan. Namun, bila ada taksiran bottleneck, saya kira hal yang positif apabila membangun bandara alternatif," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper