Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan KLHK Rufi’ie menargetkan kinerja ekspor kayu RI dapat meningkat dengan adanya sejumlah kerja sama yang dilakukan dengan negara mitra dagang.
“Semoga bisa mencapai 10% pada tahun ini,” kata Rufi’ie kepada Bisnis.com, di Jakarta, Kamis (26/1/2017).
Rufi’ie mengatakan dengan adanya harmonisasi standar dengan Uni Eropa tahun lalu untuk komoditas kayu, diharapkan kinerja ekspor dapat meningkat dengan terbukanya pasar. Menurutnya, penandatanganan FLEGT [Forest Law Enforcement, Governance and Trade] membuat produk kayu asal Indonesia yang lolos sertifikasi bisa lansgung melenggang di pasar Eropa.
“Saya dengar bulan lalu beberapa negara Asean ditolak produk kayunya akibat tidak memiliki standar tersebut. Oleh karena itu, sertifikasi ini sekaligus menjadi peluang bagi Indonesia untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas,” jelas Rufi’ie.
Sementara itu, Kementerian Perdagangan mencatat terjadi penurunan nilai ekspor untuk produk kayu dan berbahan dasar kayu. Tercatat, nilai ekspor pada periode Januari—Oktober 2016 sebesar US$3.191 juta atau turun 5% dari periode yang sama tahun sebelumnya.