Bisnis.com, JAKARTA – Ekonomi Korsel berekspansi dengan laju terlamban dalam lebih setahun akibat skandal politik yang berujung pada pemakzulan Presiden Park Geun-hye serta penyelidikan terhadap sejumlah konglomerat termasuk Samsung Group.
Menurut laporan Bank of Korea (BoK), seperti dilansir Bloomberg (Rabu, 25/1/2017), pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) negara tersebut naik 0,4% pada kuartal keempat tahun lalu.
Angka tersebut lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang mencatatkan ekspansi 0,6%, meski lebih tinggi dari prediksi penguatan sebesar 0,3%.
Dibandingkan dengan setahun sebelumnya, ekonomi Korsel sepanjang Oktober-Desember 2016 tumbuh 2,3% atau lebih besar dari prediksi sebesar 2,2%.
Sementara itu, pertumbuhan tahunan pada 2016 mencapai 2,7%, sesuai dengan proyeksi BoK.
Ekonomi Korsel berekspansi dengan laju terlamban dalam lebih setahun pada kuartal keempat akibat skandal politik di negara tersebut yang merugikan kepercayaan dan pengeluaran konsumen. Tingkat kepercayaan konsumen pada Januari turun untuk bulan ketiga ke kisaran level terendah dalam delapan tahun.
Pertumbuhan pada negara dengan ekonomi terbesar keempat di Asia tersebut telah tertekan oleh ketidakjelasan akan nasib Presiden Park selanjutnya serta kepemerintahan Donald Trump yang terlihat meningkatkan rintangan perdagangan global.
“Permintaan domestik lemah pada kuartal keempat. Ketidakpastian politik domestik serta melemahnya sentimen konsumen berperan menekan permintaan domestik,” ujar Woo Jae-joon, Ekonom Bank of America Merrill Lynch di Hong Kong, sebelum laporan tersebut dirilis.