Bisnis.com, BANDUNG - PT BIJB dan PT Railink akan mengajukan permintaan pada Kementerian Perhubungan agar membiayai investasi jalur kereta ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka.
Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas mengatakan pihaknya dengan PT Railink sudah mengikat rencana kerja sama dalam nota kesepahaman [MoU] pengelolaan terminal multimoda BIJB Kertajati.
Selain mengelola terminal multimoda, Railink juga akan mengelola kereta bandara. “MoU ini bentuk penjajakan kerja sama ke depan agar nanti ada layanan kereta ke bandara,” katanya kepada Bisnis, Selasa (24/1/2017).
Di MoU tersebut kedua belah pihak dalam enam bulan ke depan akan membahas detil teknis bagaimana merealiasasikan kereta bandara.
Menurutnya, rencana pembangunan layanan kereta ke Bandara Kertajati tidaklah muluk, karena pihaknya sudah menetapkan moda tersebut dalam masterplan BIJB Kertajati. “Konsep kereta bandara sudah ada di masterplan, tinggal perumusan implementasi,” ujarnya.
Pembahasan yang utama, menurutnya, keduanya menghasilkan studi kelayakan terkait kereta bandara. Railink sendiri sudah menghitung kereta bandara Kertajati baru bisa balik modal setelah penumpang mencapai 10 juta orang. “Sementara itu, BIJB sendiri menargetkan awal operasi baru 2,3 juta penumpang,” tuturnya.
Dengan perhitungan tersebut, PT BIJB dan Railink mengusulkan agar salah satu alternatif investasi untuk pembangunan rel dan trase dilakukan Kementerian Perhubungan.
Adapun Railink nantinya hanya akan menanamkan modal dalam penyiapan gerbongnya. ”Itu sudah dibahas secara khusus, tetapi belum kami sampaikan ke Dirjen Perkeretaapian. Ini baru alternatif,” katanya.
Virda mengaku kereta bandara Kertajati dalam masterplan dirumuskan sepanjang 13 kilometer dan berpusat di Stasiun KA Jatibarang, Indramayu.
Lokasi ini dipilih karena jaraknya yang paling dekat dengan bandara dan dikhususkan untuk mengangkut penumpang dari kereta api menuju bandara. “Kalau di Kualanamu kan hanya dari bandara ke Medan. Begitu juga ini harus terhubung dengan kereta jalur utara,” katanya.
Dari gambaran kereta akan menuju dari dan ke Jatibarang, karena itu permintaan rel ini dibiayai pusat pun muncul. Pihaknya berkaca pada jumlah penumpang di Kualanamu yang sudah mencapai 8 juta.
Namun, sampai saat ini Railink masih merugi. “Railink berminat di Kertajati, karena itu kondisi Kualanamu harus diantisipasi, karena di sana Railink investasi di trase,” paparnya.
Menurutnya, selain trase yang dimiliki BIJB dalam masterplan, dalam rencana induk perkeretaapian yang disusun oleh Dinas Perhubungan Jabar pun sudah menghasilkan 4 alternatif trase ke Bandara.
Kemungkinan besar alternatif-alternatif ini bisa diakomodir oleh pemerintah pusat dalam ini Kementerian Perhubungan. "Investasi juga masih dihitung," ujarnya.