Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden Jusuf Kalla memperkirakan sejumlah rencana kebijakan ekonomi Donald Trump yang digembar-gemborkan selama kampanye akan sulit terealisasi seluruhnya.
Dalam kampanyenya, Presiden terpilih Amerika Serikat tersebut kerap menggemborkan kebijakan proteksionisme yang bersifat nasionalisme dan perfeksionisme bagi AS.
“Ekonomi AS itu kan liberal. Saya yakin yang dikampanyekan itu tidak akan mudah diterapkan sendiri di Amerika 100%,” kata Wapres di Kantor Wakil Presiden, Jumat (20/1/2017).
JK mencontohkan rencana Trump untuk mengenakan pajak terhadap barang-barang ekspor China sebesar 45%.
Padahal, JK mengatakan sebagian besar produk China terlihat dijual supermarket-supermarket besar di AS, mulai dari baju, sepatu, peralatan dapur, hingga produk gadget seperti Ipod atau ponsel Iphone. Seperti diketahui, produksi gadget merk Apple memang dilakukan di China.
Menurut Wapres, kebijakan itu akan mendorong harga barang-barang akan naik, yang menjadikan daya beli masyarakat AS akan turun. Hal itu akan mempengarui perekonomian AS.
“Itu sulit sekali karena yang pertama kali protes pasti orang Amerika karena harga-harga akan naik. Orang amerika akan mendapatkan harga yang lebih mahal dibandingkan dijual di negara lain, tidak mudah menerapkan itu,” jelasnya.
Sama halnya dengan rencana Trump untuk membangun tembok perbatasan antara AS dan Meksiko. Menurut Wapres, hal itu susah direalisasikan mengingat minimnya tenaga kerja AS sebagai buruh kasar.
“Siapa yang kerja di Califormia dan Texas untuk kerja kasar, seperti bertani dan sebagainya itu? Tidak ada lagi Orang Amerika yang bisa seperti itu,” ujarnya.
Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump akan diambil sumpahnya di Capitol Building, Washington D.C pada 20 Januari waktu setempat. Sampai saat ini, Trump belum membeberkan lagi rencana kerja rill dalam empat tahun kedepan, khususnya di bidang ekonomi.