Bisnis.com, JAKARTA - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk menargetkan ekspansi organik pembangunan maksimal sebanyak 3.000 menara telekomunikasi di seluruh wilayah Indonesia pada 2017.
Direktur Utama PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. Herman Setya Budi menyampaikan pihaknya akan berfokus pada pengembangan bisnis organik dengan menambah sekitar 2.000 hingga maksimal 3.000 tenancy pada tahun ini.
“Kalau memang ada peluang untuk ekspansi non-organik [akuisisi base transceiver station/BTS] pihak lain tentu kami siap,”ujarnya kepada Bisnis.
Setiap pembangunan menara baru diperkirakan menelan biaya sekitar Rp800 juta sampai Rp1,2 miliar. Nilai investasi yang dibutuhkan bergantung pada ketinggian dan lokasi menara tersebut, misalnya membangun di desa atau di kota, serta di Jawa atau di luar Jawa.
Nantinya, menara akan dibangun di seluruh pulau di Indonesia secara merata, baik di perkotaan maupun wilayah bagian Timur. Menurut dia, masing-masing daerah masih membutuhkan jaringan telekomunikasi tanpa kecuali.
“Untuk penyewaan, kelihatannya masih akan lebih banyak built to suit dibandingkan colocation,”sambungnya.
Sebagai informasi, konsep built to suit ialah jasa penyewaan dengan membangun menara baru sesuai ketentuan pelanggan sejak awal masa perencanaan. Sementara itu, konsep colocation ialah penawaran sewa menara yang sudah eksis dan dimiliki perusahaan.
Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, perseroan juga menetapkan target pembangunan BTS dengan angka serupa yakni 2.000 menara pada 2016. Sampai semester I/2016, perseroan telah membangun sebanyak 1.222 BTS dengan menelan biaya Rp894 miliar.
Secara akumulasi, total site menara yang dimiliki perseroan tercatat 13.463, dengan total jumlah penyewaan mencapai 21.562.
Sebelumnya, Tower Bersama berencana mengakuisisi 2.500 menara milik PT XL Axiata Tbk pada tahun lalu. Namun belum ada kejelasan perkembangan terkait proses jual-beli menara tersebut sampai saat ini.