Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penolakan Ekspor Ikan: Indonesia Ranking ke-21 di Uni Eropa

Indonesia menempati urutan ke-21 sebagai eksportir hasil perikanan yang produknya paling banyak ditolak oleh Uni Eropa. Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat tujuh kasus penolakan oleh Benua Biru selama 2016.
Ikan tuna/Antara-Ampelsa
Ikan tuna/Antara-Ampelsa

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia menempati urutan ke-21 sebagai eksportir hasil perikanan yang produknya paling banyak ditolak oleh Uni Eropa.

Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat tujuh kasus penolakan oleh Benua Biru selama 2016.

Urutan pertama ditempati oleh Spanyol dengan 115 kasus, sedangkan terakhir diduduki oleh Afrika Selatan yang empat kasus. Adapun saingan Indonesia di Asia antara lain Vietnam yang berada di ranking dua dengan 38 kasus, India ranking empat dengan 31 kasus, Thailand ranking tujuh dengan 19 kasus, dan China ranking 12 dengan 10 kasus.

Kepala Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan BKIPM Widodo Sumiyanto menyebut, tujuh kasus Indonesia itu mencakup masing-masing satu kasus penolakan oleh Jerman, Spanyol, dan Italia, serta masing-masing dua kasus penolakan oleh Belanda dan Perancis.

"Dari tahun ke tahun kita bisa melakukan reduksi. Lima sampai 10 tahun lalu, angka kita bisa mencapai di atas 50 kasus. Beberapa tahun terakhir kita tidak tembus 10 kasus," katanya, Rabu (11/1/2017).

Uni Eropa merupakan pasar terbesar kelima ekspor hasil perikanan Indonesia setelah Amerika Serikat, Jelang, Asean, dan China, dengan nilai US$211,8 juta selama Januari-Agustus 2016.

Indonesia meneken mutual recognition agreement (MRA) dengan Uni Eropa (28 negara) pada 19 Mei 1994 yang antara lain mencakup pertukaran data ekspor-impor hasil perikanan kedua pihak, termasuk kasus yang melingkupinya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper