Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Makin Anjlok, Petani Rumput Laut di Nunukan Resah

Pembudi daya rumput laut di Kabupaten Nunukan, Kaltara, mengeluhkan kembali turunnya harga rumput laut dari Rp10.000 per kilogram menjadi Rp8.200 per kg.
Petani rumput laut/Ilustrasi-Antara
Petani rumput laut/Ilustrasi-Antara

Bisnis.com, NUNUKAN - Pembudi daya rumput laut di Kabupaten Nunukan, Kaltara, mengeluhkan kembali turunnya harga rumput laut dari Rp10.000 per kilogram menjadi Rp8.200 per kg.

Penurunan harga berlangsung bertahap sejak akhir Desember 2016 lalu dari Rp10.000 per kg menjadi Rp9.500 per kg dan sekarang hanya Rp8.200 per kilogram, ungkap Azis, pembudidaya rumput laut di Jalan Tanjung Kelurahan Nunukan Barat Kabupaten Nunukan, Sabtu (7/1/2017).

Azis mengeluhkan penurunan tersebut yang dikhawatirkan harga akan kembali anjlok hingga Rp4.500 per kg sebagaimana yang dialaminya pertengahan 2016.

Dia menggatakan penurunan harga disebabkan tidak adanya pengangkutan ke Surabaya, Jatim, yang menjadi sasaran pemasaran rumput laut di daerah itu selain Makassar, Sulsel.

"Saya dapat informasi harga kembali turun karena tidak ada pengangkutan lagi ke Surabaya (Jatim). Informasinya tidak ada kapal yang selama ini biasa mengangkut rumput laut," ucapnya.

Namun, dia mengaku belum memikirkan untuk mengurangi produksinya meskipun harga mengalami penurunan sebagaimana yang pernah dilakukannya pada saat harga anjlok hingga Rp4.500 per kilogram tahun lalu.

Turunnya harga rumput laut juga diungkapkan, Kamaruddin, petani pembudi daya rumput laut di Kampung Mamolo Kelurahan Tanjung Harapan Kabupaten Nunukan, Jumat. Meskipun harga Rp8.200 per kilogram masih menguntungkan pembudi daya, jika terus mengalami penurunan akan berdampak pula pada jumlah produksi.

Kamaruddin menyatakan jumlah produksi rumput laut di Kabupaten Nunukan saat ini hanya berkisar 24.000 ton setiap bulan atau mengalami penurunan drastis dibandingkan pada 2015 lalu yang mencapai 40.000 ton per bulan.

"Penurunan harga (rumput laut) yang terus berlangsung di Kabupaten Nunukan menyebabkan produksi juga mengalami penurunan karena pembudidaya banyak yang menghentikan kegiatan," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper