Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dilantik, Ini Pesan Buat Pengurus Asita Bali Periode 2016-2020

Kepengurusan Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Bali periode 2016 - 2020 resmi dikukuhkan hari ini.
Asnawi Bahar, Ketua DPP Asita, menyematkan pin kepada I Ketut Ardana, Ketua Asita Bali sebagai simbolis pengukuhan pengurus Asita Bali yang baru.
Asnawi Bahar, Ketua DPP Asita, menyematkan pin kepada I Ketut Ardana, Ketua Asita Bali sebagai simbolis pengukuhan pengurus Asita Bali yang baru.

Bisnis.com, DENPASAR - Kepengurusan Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Bali periode 2016 - 2020 resmi dikukuhkan hari ini, Kamis (5/1/2017).

Asnawi Bahar, Ketua DPP Asita, mengatakan kepengurusan Asita Bali ini mempunyai tanggung jawab yang cukup berat sebagai salah satu destinasi pariwisata unggulan Indonesia dengan semakin banyaknya wisatawan yang datang ke Pulau Dewata.

“Dulu tamu hanya 1 juta, sekarang ini sudah hampir 5 juta,” terangnya seusai pengukuhan Pengurus Asita Bali Periode 2016 - 2020.

Selain itu, hotel di Bali ini pun sudah banyak, sehingga yang harus dilakukan pertama adalah mengenai regulasi bahwa sebenarnya hukum ekonomi itu tergantung supply dan demand. Ketika permintaan naik, seharusnya pasokan dijaga atau ditambah, jika supply berlebih namun demand stuck maka terjadilah beberapa permasalahan.

Menurutnya, pasokan harus dikurangi dengan moratorium pendirian hotel di Bali. Selain itu, tambahan biro perjalanannya juga diperlukan sehingga bisa melayani semua tamu yang datang ke Bali dan tidak ada biro perjalanan ilegal yang masuk Bali.

“Kami juga mengharapkan Asita Bali untuk menciptakan guide lebih banyak sehingga pelayanan kepada wisatawan bisa dimaksimalkan,” tegasnya.

I Ketut Ardana, Ketua Asita Bali, menambahkan pihaknya akan melakukan konsolidasi terlebih dulu dengan kepengurusan sekarang yang cukup gemuk.

“Kami memecah beberapa bagian, yang tadinya bagian pasar Eropa dijadikan satu, sekarang dipecah jadi Eropa Barat dan Eropa Timur. Kemudian yang tadinya India dengan Amerika dijadikan satu, sekarang dipecah dan ada penanganan khusus untuk pasar Amerika dan India,” paparnya pada saat yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper