Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun ini, Bulog Malang Targetkan Serap Beras 60.000 Ton

Bulog Malang menargetkan serapan beras tahun ini sebanyak 60.000 ton atau sama dengan target yang dipatok tahun lalu.
Pekerja mengangkut beras di gudang Bulog Gadingrejo, Pasuruan, Jawa Timur, Senin (18/5/2015)./Antara-Moch Asim
Pekerja mengangkut beras di gudang Bulog Gadingrejo, Pasuruan, Jawa Timur, Senin (18/5/2015)./Antara-Moch Asim

Bisnis.com, MALANG—Bulog Malang menargetkan serapan beras tahun ini sebanyak 60.000 ton atau sama dengan target yang dipatok tahun lalu.

Kepala Bulog Malang Arsyad mengatakan segera membentuk satuan kerja untuk menyerap beras petani. “Namun panen diperkirakan baru dimulai pada Februari,” ujarnya di Malang, Rabu (4/1/2017).

Dia optimistis target penyerapan beras sebanyak 60.000 ton itu dapat dipenuhi karena produksi padi diperkirakan tetap membaik seperti tahun lalu. Pada 2016, realisasi penyerapan beras mencapai 93,45% dari target penyerapan sebesar 60.000 ton.

Dengan realisasi penyerapan beras sebesar itu, stok beras Bulog Malang masih mencukupi untuk kebutuhan operasional hingga Mei 2017.

Terkait dengan penyaluran rastra (beras sejahtera), kata dia, pihaknya masih menunggu surat dari kantor pusat. Selain itu, masih perlu dilakukan musyawarah di tingkat desa terkait dengan rumah tangga penerima manfaat rastra.

“Sejauh ini harga beras masih stabil, tidak ada gejolak karena pasokannya di pasar diperkirakan masih banyak,” ujarnya.

Namun Bulog Malang terus memantau harga beras. Upaya menjaga stabilisasi harga beras, maka pendirian Rumah Pangan Kita (RPK) sebagai outlet distributor bahan-bahan kebutuhan pokok yang dikuasai Bulog juga terus dipacu.

Tahun ini, ditargetkan dapat didirikan 500 unit lebih RPK di wilayah kerja Bulog Malang, yakni Kota Malang, Kab. Malang, Kota Batu, Kab. Pasuruan, dan Kota Pasuruan. Jumlah itu jauh melebihi realisasi pendirian RPK di 2016 yang mencapai 120 unit.

Percepatan pendirian RPK dilakukan dengan melibatkan stakeholder lainnya. Selain dengan bekerja dengan agen Layanan Keuangan dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) dari bank-bank milik pemerintah, e-Warong KUBE yang merupakan program Kementerian Sosial, juga pesantren, organisasi massa, koperasi, badan usaha milik desa, dan lainnya.

Dengan kerja sama tersebut, maka diharapkan setiap RW dapat didirikan satu unit RPK. Pendirian RPK di tiap RW itu menghindari persaingan antar-RPK.

Dengan begitu, maka kestabilan usaha dari RPK bisa terwujud. Untuk setingkat Divre Jatim, pendirian RPK diharapkan dapat menembus 7.000 unit.

Untuk mempercepat pendirian RPK, maka pihaknya aktif menyosialisasikannya ke masyarakat. Intinya, menjadi agen RPK sangat mudah.

Di sisi lain, keberlangsungan usaha diperkirakan akan terjadi karena harga bahan-bahan kebutuhan pokok yang dijual di RPK harganya lebih murah bila dibandingkan harga di pasaran. Selisihnya Rp500--Rp1.000/kg untuk beras, gula, tepung, minyak goreng, tergantung pada lokasi RPK.

“Intinya bahan bangan yang dijual di RPK untuk menjaga stabilitas harga pangan. Acuannya harga eceran tertinggi yang ditetapkan kantor pusat,” ucapnya. (k24)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper