Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tekanan Inflasi 2017 Membesar, Barang-barang Impor Perlu Diwaspadai

Peningkatan kewaspadaan terhadap imported inflation atau inflasi dari barang-barang yang diimpor perlu ditingkatkan sejak awal tahun ini.
Ilustrasi aktivitas perdagangan di pelabuhan
Ilustrasi aktivitas perdagangan di pelabuhan

Bisnis.com, JAKARTA - Peningkatan kewaspadaan terhadap imported inflation atau inflasi dari barang-barang yang diimpor perlu ditingkatkan sejak awal tahun ini. Inflasi 2016 sebesar 3,02% dinilai merupakan titik terendah yang bakal sulit terulang.

Kepala Ekonom PT BTN Tbk. (Persero) Winang Budoyo mengungkapkan tekanan terhadap inflasi pada 2017 kemungkinan besar akan jauh lebih berat ketimbang sepanjang tahun ini.

Pasalnya, harga minyak mentah yang mulai bergerak naik akan diiringi oleh ketidakpastian global seperti rencana kebijakan ekspansif AS ala Donald Trump, dampak Brexit dan faktor geopolitik di Eropa cenderung menyebabkan dolar Amerika Serikat ikut menanjak.

“Inti masalah inflasi tahun ini dan tahun lalu sama, tapi arahnya berbeda. Tahun ini harga minyak mentah dan dolar AS ada kecenderungan naik. Namun, saya kira inflasi tahun naiknya tidak akan banyak, mungkin di sekitar 4%,” ujarnya, Selasa (3/1/2016).

Badan Pusat Statistik mengumumkan pada inflasi Desember 2016 sebesar 0,42% dan secara keseluruhan tahun mencapai 3,02%. Angka ini tercatat sebagai capaian yang terendah sejak 2010.

Dia menuturkan pemerintah juga perlu lebih berhati-hati ketika menempuh kebijakan penaikan harga BBM dan listrik sebagai respons dari faktor-faktor global tersebut. Secara umum, harga barang yang diatur pemerintah alias administered prices akan menjadi pemain kunci dalam laju inflasi 2017.

Winang menilai faktor lain yakni harga barang pangan bergejolak (volatile food), dinilai juga sangat tergantung oleh kebijakan pemerintah dalam mengelola manajemen distribusi pangan. Sementara itu, lanjut Winang, impor barang modal untuk belanja infrastruktur tidak akan berpengaruh sigifikan.

Dia memaparkan inflasi tahun ini sangat terbantu oleh harga minyak dunia yang rendah sehingga membuat harga BBM di dalam negeri tidak perlu dinaikkan. “Berikutnya, nilai tukar rupiah yang relatif stabil membuat imported inflation jadi terbatas. Domestik juga karena kenaikan administered prices terkontrol,” kata Winang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper