Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Izin Edar Alat Kesehatan Produksi Dalam Negeri Hanya 6%

Izin edar alat kesehatan (Alkes) dalam negeri dan sisanya justru dipenuhi dari impor.
Ilustrasi alat kesehatan
Ilustrasi alat kesehatan

Bisnis.com, MALANG - Izin edar alat kesehatan (alkes) dalam negeri dan sisanya justru dipenuhi dari impor.

Dirut PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI Didik Prasetyo mengatakan karena persoalan itulah perusahaan tersebut berupaya menggenjot produksi alkes buatan dalam negeri yang berkualitas dan mampu bersaing di tengahi ndustri alkes yang semakin bertumbuh.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2015, nilai pasar industri alkes nasional mencapai Rp12 triliun, tetapi  tidak diimbangi oleh produktivitas alkes nasional, yang hanya terdapat 6% izin edar alkes dalam negeri, selebihnya 94% dikuasai alkes impor.

“Melalui kerjasama ini kami tidak hanya menargetkan produksi alkes yang mampu diserap pasar dalam negeri tetapi juga memiliki kualitas eksport agar mampu bersaing di pasar regional,” ujar Didik dalam keterangan resminya, Selasa (3/1/2017).

Pernyataan itu diosampaikan di sela-sala penandatanganan inya Memorandum of Understanding (MoU) oleh Direktur Utama PT Phapros Barokah Sri Utami bersama Direktur PT Mitra Rajawali Banjaran (MRB) Ahmad Sufi dengan disaksikan Direktur Utama PT RNI Didik Prasetyo dan didampingi oleh Direksi PT RNI lainnya di Jakarta, Selasa (3/1/2016).

Secara spesifik sinergi ini, kata dia, bertujuan mendukung terlaksananya Program Pemerintah dalam percepatan pengembangan industri farmasi dan alkes sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) No. 6/2016.

Didik mengatakan pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin membesarkan bisnis ini, selain karena industri alkes merupakan bagian dari core bisnis RNI, kedua anak perusahaan RNI yang berkolaborasi juga telah berpengalaman dalam bidang tersebut. PT Phapros sudah malang melintang dalam industri farmasi dan alkes nasional begitu pula PT MRB.

Di samping peningkatan skala bisnis, menurut Didik, sinergi ini juga tidak terlepas dari upaya optimalisasi potensi yang ada. Dalam roadmap-nya, PT Phapros telah memiliki rencana pengembangan bisnis alkes.

“Untuk itu kami gagas kolaborasi antara PT Phapros yang punya modal dan teknologi dengan PT MRB yang memiliki lahan dan aset bangunan idle yang representative bagi pengembangan dan produksi alkes baru. PT MRB juga telah dilengkapi sederet ijin, seperti ijin industri, edar, dan impor, serta sertifikasi untuk pengembangan alkes,” ucapnya.

Barokah Sri Utami mengatakan tindak lanjut ke depan tidak akan keluar dari sasaran dan cita-cita Inpres tersebut.

Penyusunan dan penetapan rencana aksi berpatokan pada rencana pemerintah, seperti dalam produksi, akan memprioritaskan penggunaan produk dalam negeri, mendorong pengembangan research and development agar tercipta kemandirian industri farmasi dan alkes ke depan, serta berorientasi pada pengembangan sistem data dan informasi terintegrasi dari mulai produksi, distribusi hingga pelayanan kesehatan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper