Bisnis.com, JAKARTA- Badan Pusat Statistik mengumumkan angka inflasi Desember 2016 sebesar 0,42%. Secara keseluruhan inflasi sepanjang 2016 mencapai 3,02% atau sesuai dengan target dalam APBN yakni 3 (+-1%).
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengemukakan inflasi turun drastis. Inflasi Desember 2016 turun ke 3,02% YoY dari 3,58% YoY di November 2016, terutama akibat inflasi bulanan bahan makanan yang lebih rendah dari siklus biasanya.
Terutama, ujarnya, didorong penurunan harga cabai merah, bawang merah dan tomat sayur. Pemangkasan berbagai harga BBM, di luar premium dan solar) serta tarif listrik non-subsidi jelang akhir 2016 turut mendorong inflasi yang lebih rendah bahkan mampu menutupi kenaikan rutin inflasi transportasi jelang musim liburan di akhir tahun. Terutama kenaikan tarif angkutan udara).
Sementara itu, ujarnya, inflasi inti stagnan.
“Inflasi inti yang stabil di 3,07% dibandingkan November 2016, menandakan efek pelemahan rupiah serta inflasi barang impor belum difaktorkan secara sempurna,” kata Rangga dalam risetnya yang diterima hari ini, Selasa (3/1/2017).
Namun, tambahnya, ke depannya inflasi inti berpeluang naik.
Inflasi inti yang turun ke kisaran 3% di kuartal IV/2016 juga bisa menjadi pertanda bahwa permintaan domestik yang belum begitu kuat.
Untuk periode yang sama, PMI manufacturing Indonesia kembali menjauh dari level 50 ke kisaran 49. Salah satu pertanda pertumbuhan yang terus terkontraksi.