Bisnis.com, BANDUNG—Pemerintah akhirnya mengambil langkah konsinyasi dalam pembebasan lahan untuk mempercepat proyek Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) seksi I Ciawi-Cigombong.
Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan pihaknya mendapatkan laporan dari Satuan Kerja Tol Bocimi, jika langkah konsinyasi akan dilakukan di 89 bidang di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor.
Menurutnya langkah ini dilakukan agar pada awal 2017 proses pengerjaan fisik bisa dikebut. “Kami mendukung langkah konsinyasi ini karena tol Bocimi butuh percepatan,” katanya di Bandung, Selasa (27/12/2016).
Menurutnya 89 bidang ini terdiri dari 20 bidang di Kota Bogor dan 69 di Kabupaten Bogor dengan total luas 48,134 hektar. Bidang yang masuk ke pengadilan ini bagian dari 239 bidang tanah yang belum dibebaskan di seksi I tersebut. “Jadi dari 239 bidang ada 89 yang konsinyasi, ini langkah terakhir pembebasan,” tuturnya.
Sisanya lanjut Iwa, pemilik 78 bidang seluas 30,133 hektar sudah memasuki tahapan pemberian ganti rugi, sementara 161 bidang seluas 6,1 hektar masih belum mendapatkan titik temu terkait ganti rugi.
Di luar itu, pemerintah juga menghindari pembebasan lahan di 29 bidang seluas 3,8 hektar. “Untuk yang divalidasi ada 43 bidang dengan luas 7,3 hektar. Itu data per 7 Desember 2016,” paparnya.
Perkembangan positif justru ditunjukan oleh pembebasan tanah wakaf yang selama ini mengganjal proyek tersebut. Iwa menuturkan ada 4 lokasi tanah wakaf yang sudah muncul kesepakatan penggantian yakni dua masjid di Harjasari dan Bojongkerta, tiga masjid dan satu madrasah di Ciherang Pondok, Cimande Hilir dan Ciadeg serta satu masjid, satu sawah di Cimande Hilir .
“Posisi wakaf menggembirakan. Ada surat rekomendasi bupati yang sudah diterbitkan sebagai dasar percepatan pembayaran tanah pengganti. Ada yang tanahnya tengah divalidasi BPN, ada tanah pengganti yang sudah disetujui Nazhir dan diukur BPN,” katanya.
Kebutuhan akan lahan dinilai sangat penting karena perkembangan fisik seksi I yang dibagi menjadi 5 paket pekerjaan hingga 18 Desember 2016 baru mencapai 21,40%. Paket I seksi I yang dikerjakan oleh PT Waskita-Wijaya Karya merupakan yang tertinggi pencapaiannya dengan 35,5%, sementara untuk paket II seksi I yang dikerjakan Waskita Karya terendah dengan realiasi 1,2%.
“Selain lahan, kondisi cuaca musim hujan yang berkepanjangan di mana periode September-November saja hujan rata-rata mencapai 24 hari/bulan. Ini salah satu permasalahan lapangan, solusinya kontraktor melakukan pemasangan terpal di lokasi timbunan yang memungkinkan, kontraktor juga didorong untuk memaksimalkan pekerjaan struktur,” paparnya.
Iwa berharap jika pembebasan lahan secara bertahap selesai, maka proses pembangunan fisik akan mengikuti. Menurutnya dalam pembangunan tol saat ini, kontraktor tidak lagi menunggu lahan terbebas kumulatif melainkan fisik digenjot sesuai lahan yang ada. “Akhir desember 2017 seksi I Ciawi-Cigombong bisa selesai apabila pembebasan lahan dan cuaca mendukung,” pungkasnya.
Pemprov Jabar sendiri sudah memperpanjang lagi izin penetapan lokasi yang dilakukan oleh pihak konsorsium Waskita Karya tersebut. “Ini bentuk dukungan Pemprov Jabar, seksi I sepanang 15 kilometer merupakan ruas paling sibuk dan macet,” katanya.
Terpisah, Wagub Jabar Deddy Mizwar mengatakan bahwa Bocimi yang merupakan Jalan tol koridor Bogor - Sukabumi - Cianjur – Bandung harus dipercepat pembangunannya. Ini agar sektor pariwisata di wilayah tersebut juga dapat terdongkrak apabila jalan tol tersebut telah rampung. “Obyek wisata seperti Geopark Nasional Ciletuh akan lebih mudah terjangkau oleh wisatawan akibat adanya jalan tol tersebut” jelasnya.
Jalan tol koridor Bogor - Sukabumi - Cianjur - Bandung mendesak untuk segera dibangun, mengingat jalur tersebut adalah yang terpadat di Indonesia. Untuk jalur Sukabumi - Bogor - Cianjur kemacetan terjadi setiap hari dengan titik yang tidak sedikit. “Ini disebabkan banyaknya industri besar, adanya tempat-tempat wisata dan padatnya jumlah penduduk,” katanya.