Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketahanan Pangan Indonesia Terus Membaik

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan ketahanan pangan Indonesia terus membaik sejak dua tahun terakhir dengan menurunnya dan berhentinya impor komoditas pangan pokok.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan ketahanan pangan Indonesia terus membaik sejak dua tahun terakhir dengan menurunnya dan berhentinya impor komoditas pangan pokok./Bisnis
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan ketahanan pangan Indonesia terus membaik sejak dua tahun terakhir dengan menurunnya dan berhentinya impor komoditas pangan pokok./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA -  Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan ketahanan pangan Indonesia terus membaik sejak dua tahun terakhir dengan menurunnya dan berhentinya impor komoditas pangan pokok.

Amran mengatakan indeks ketahanan pangan Indonesia melompat menjadi yang tertinggi di dunia pada 2016.

"Tidak impor beras, tidak impor bawang, tidak impor cabai, jagung impornya turun 60%, dan diakui oleh The Economist Intellegence Unit, dunia mengakui bahwa food security kita lompatannya tertinggi di dunia," ujar Amrandi Kompleks Kementerian Pertanian Jakarta, Selasa (20/12/2016).

Berdasarkan Global Food Security Index (GFSI) 2016 ketahanan pangan Indonesia meningkat terbesar di dunia dengan indeks 2,7 dan aspek ketersediaan pangan naik tinggi di peringkat 66.

Selain itu Amran menjelaskan pasokan pangan cukup stabil dengan produksi pangan utama beras pada tahun 2015 naik 6,64%  dan pada  2016 naik 4,97% meskipun dalam kondisi iklim ekstrim El-Nino dan La-Nina. Selama dua tahun tersebut produksi beras naik 8,3 juta ton atau setara Rp38,5 triliun.

"Pada 2016 tidak ada rekomendasi dan izin impor beras premium, hambatan distribusi dan permainan perdagangan dapat kita redam," ujar Amran.

Sementara berdasarkan Angka Ramalan II BPS dan Kementerian Pertanian, produksi padi  2016 sebanyak 79,14 juta ton gabah kering giling (GKG) meningkat 3,74 juta ton atau 4,97%  dibandingkan dengan 2015.

Produksi jagung 23,16 juta ton pipilan kering, meningkat 3,55 juta ton atau 18,11%  dibandingkan dengan 2015. Amran juga memaparkan pencapaian dalam meredam kenaikan harga-harga pangan pokok setiap Desember yang diakibatkan dari masa paceklik.

"Ini pertama kalinya selama 71 tahun Indonesia belum pernah terjadi, paceklik tidak terjadi di Desember.  Biasanya harga-harga tinggi di Desember, sekarang harga turun, beras turun, bawang juga demikian," kata Amran.

Menurut Amran pencapaian tersebut merupakah hasil dari kerja keras jajaran di Kementerian Pertanian dalam melaksanakan program Upaya Khusus Swasembada Pangan dan peningkatan produksi komoditas strategis padi, jagung, kedelai, gula, daging sapi/kerbau, cabai dan bawang merah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper