Bisnis.com, BOGOR - Kinerja badan usaha milik daerah di beberapa wilayah masih belum maksimal dalam menyumbangkan pendapatan asli daerah sepanjang tahun ini.
Di Kota Bogor, dari pendapatan asli daerah (PAD) yang dipatok Rp728 miliar pada tahun ini, kontribusi empat badan usaha milik daerah (BUMD) hanya menyumbang sekitar Rp28 miliar.
"Dari keempat BUMD di Kota Bogor, hanya PDAM Tirta Pakuan yang cukup besar menyumbang pendapatan sekitar Rp20 miliar. Sisanya diperoleh dari BUMD lain," papar Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Sarip Hidayat kepada Bisnis, Selasa (20/12/2016).
Dia menjelaskan perusahaan daerah air minum (PDAM) Tirta Pakuan tercatat sebagai BUMD paling kinclong yang mampu memberikan kontribusi bagi daerah. Meskipun demikian, laba perusahaan digunakan kembali untuk penyertaan perusahaan.
Menurutnya, BUMD lain yakni PD Bank Pasar Kota Bogor berkontribusi sekitar Rp3 miliar dan sisanya dari PD Pasar Pakuan. Adapun, PD Jasa Transportasi belum mampu menghasilkan keuntungan bagi daerah.
"Kami saat ini tengah berbenah untuk meningkatkan performa PD Jasa Transportasi yang memang belum menguntungkan karena difokuskan untuk pelayanan transportasi masyarakat," ujarnya.
Sementara itu, kontribusi BUMD di Kabupaten Bogor hingga pertengahan Desember tahun ini hanya mencatatkan 1,6% dari PAD Rp2,2 triliun. Laba PDAM Tirta Kahuripan menjadi penyumbang besar pendapatan daerah sebesar Rp25 miliar.
Sisanya disumbang oleh PD Pasar Tohaga sekitar Rp700 juta. Dua BUMD yang belum berkontribusi di Kabupaten Bogor yakni PT Prayoga Pertambangan Energi dan PT Sayaga Wisata.
Direktur PT Prayoga Pertambangan Energi Radjab Tampubolon menjelaskan anggaran pengeluaran saat ini lebih besar dibandingkan pendapatan, sehingga perusahaan belum mampu berkontribusi bagi pendapatan daerah.
Oleh karena itu, perusahaan yang bergerak sebagai produsen aspal dan tambang batu pasir itu meminta kepada dinas terkait dan mitra pemerintah untuk memanfaatkan produksinya.
Pihaknya mencatat proyek perbaikan jalan di Kabupaten Bogor sekitar Rp300 miliar sebagian besar lari ke perusahaan lain. PT Prayoga sendiri hanya memeroleh proyek Rp7 miliar.
"Padahal untuk aspal, produksi kami sudah siap menerima order banyak dan harga aspal yang diproduksi lebih kompetitif dan terjamin," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi Ali Fauzi menuturkan kontribusi BUMD di Kota Bekasi masih rendah. Pihaknya akan mengevaluasi bersama-sama dengan pejabat-pejabat BUMD terkait.
Saat ini, Kota Bekasi memiliki lima BUMD antara lain Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Patriot, PT Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS), Perusahaan Daerah Mitra Patriot (PDMP) dan Perusahaan Daerah Migas (PD Migas). Adapun, PDAM Tirta Bhagasasi, dimiliki bersama Pemkot Bekasi dan Pemerintah Kabupaten Bekasi dengan porsi kepemilikian saham 45%-55%.
"Target PAD tahun ini Rp1,6 triliun sementara yang masuk sudah sekitar Rp1,5 triliun. Untuk sumbangsih BUMD memang ada tapi belum signifikan, tapi angkanya kurang tahu berapa," paparnya.
Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Depok Nina Suzana menuturkan BUMD yang dimiliki pemerintah daerah hanya PDAM Tirta Asasta yang diakuinya hingga saat ini masih dalam tahap pembenahan.
Menurutnya, PDAM Tirta Asasta pada tahun lalu baru menerima limpahan aset sekitar Rp20,5 miliar dan pelanggan yang mencapai 42.000 dari PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor. "Kontribusinya masih kecil," paparnya.
Pada kesempatan berbeda, Pemkab Bandung meminta para direksi tiga BUMD untuk meningkatkan kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang saat ini masih sebesar 5% setiap tahunnya. Tiga BUMD tersebut antara lain PT BPR Kertaraharja dan PDAM Tirtaraharja serta PT Cipta Bangun Sarana (CBS).