Bisnis.com, JAKARTA- Pembuat kebijakan bank sentral Eropa (ECB) Francois Villeroy mengemukakan peristiwa referendum Italia dan Ingris tidak bisa dibandingkan.
Meski dua referendum tersebut sama-sama memberikan kejutan kepada pasar.
Kekalahan pemilih reformasi konstitusi dari referendum Italia dikemukakan tidak dapat dibandingkan dengan referendum Inggris yang memutuskan UK meninggalkan Uni Eropa, seperti dikemukakan Francois Villeroy seperti dikutip Reuters, Senin (5/12/2016).
Villeroy meyakini pembuat kebijakan di Italia masih akan melihat konsekuensi dari referendum Italia. Villeroy yang juga Gubernur bank sentral Prancis tersebut mengatakan pada satu seminar di Jepang.
Seperti diketahui Perdana Menteri Italia Matteo Renzi menderita kekalahan telak referendum yang digelar pada pada hari. Hal ini diprdiksi menimbulkan ketidakpastian politik di negara ekonomi terbesar ketiga di Zona Euro.
Jajak pendapat menunjukkan sekitar 59% orang Italia memilih menentang rencana Perdana Menteri Matteo Renzi untuk mengendalikan kekuatan senat Italia.
"Saya telah kehilangan. Kita memberi Italia kesempatan untuk berubah, tapi kami tidak berhasil," kata Renzi dalam satu pernyataan yang disiarkan televisi seperti dikutip Bloomberg, Senin (5/12/2016).
Renzi saat ini berusi 41 tahun.
Reuters mengemukakan Renzi menderita kekalahan besar dan mengirim euro lebih rendah. Sebelumnya, Renzi telah mengatakan ia akan mengundurkan diri jika Italia menolak rencananya untuk mengurangi peran majelis tinggi senat.