Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Induk Usaha Bidang Kemaritiman Libatkan 3 Sektor Industri

Kementerian BUMN tengah mengkaji keterlibatan perusahaan pelat merah dari tiga sektor, pelabuhan, perkapalan dan kawasan industri, untuk bergabung dalam holding BUMN Kemaritiman.
Dokumentasi suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta./Antara
Dokumentasi suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian BUMN tengah mengkaji keterlibatan perusahaan pelat merah dari tiga sektor, pelabuhan, perkapalan dan kawasan industri, untuk bergabung dalam holding BUMN Kemaritiman.

Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan Kementerian BUMN Pontas Tambunan mengatakan dari sektor pelabuhan Pelindo I-IV, pelayaran terdiri dari Pelni, ASDP dan Djakarta Lloyd.

Adapun, sektor kawasan industri seperti KBN dan operator kawasan industri pelat merah lainnya ditargetkan juga ikut masuk.

"Kita tunggu urutan. Yang depan dulu [holding perusahaan tambang]. Harus ada tahapannya," paparnya setelah acara penandatanganan nota kesepahaman integrated billing system Pelindo I-IV dan enam bank, Selasa (29/11/2016).

Dia mengatakan proses pembentukan holding kemaritiman ini ditargetkan selesai pada tahun depan. "Kalau 2016 bisa lancar ya 2016, tapi start semua pada 2017 semua bekerjanya," kata Pontas.

Adapun persiapan yang harus dilakukan a.l. penyusunan strategi utama, benchmarking dan sosialisasi, termasuk pembahasan dengan pemerintah.

Selain itu, dia mengungkapkan pihaknya masih harus menunggu revisi Peraturan Pemerintah (PP) No. 44/2005 tentang Tata Cara Penyertaan dan Penatausahaan Modal Negara pada BUMN dan Perseroan Terbatas.

Nantinya, realisasi rencana pengabungan perusahaan pelat merah di sektor maritim tersebut juga akan membutuhan PP sendiri yang terkait dengan pembentukan perusahaan induk (holding) BUMN sektor maritim.

Saat ini, dia mengaku pihaknya belum membuat Rancangan PP untuk holding maritim tersebut. "Drafnya [holding kemaritiman] belum, baru energi dan tambang," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper