Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IPOC 2016, Bayu Krisnamurthi: Program Biodiesel Picu Pasar Baru CPO

Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) Bayu Krisnamurthi mengatakan bahwa program biodiesel dinilai mampu menciptakan pasar baru sekaligus meningkatkan permintaan minyak kelapa sawit (CPO).
Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) Bayu Krisnamurthi./Bisnis-Nurul Hidayat
Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) Bayu Krisnamurthi./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, NUSA DUA -  Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) Bayu Krisnamurthi mengatakan bahwa program biodiesel dinilai mampu menciptakan pasar baru sekaligus meningkatkan permintaan minyak kelapa sawit (CPO).

"Kebijakan program B20 telah menciptakan pasar baru sehingga secara langsung atau tidak langsung telah meningkatkan harga CPO pada periode hingga Oktober 2016," kata Bayu, pada diskusi panel pada Konferensi Minyak Kelapa Sawit Indonesia, di Nusa Dua Bali, Jumat (25/11/2016).

Potensi kenaikan kebutuhan minyak kelapa sawit dari program biodiesel diharapkan mampu mendongkrak bukan hanya harga CPO. Namun, juga berpengaruh pada harga tandan buah segar dan sekaligus tantangan bagi pelaku usaha untuk meningkatkan produktivitas guna memenuhi peningkatan kebutuhan dari sektor energi tersebut.

Tercatat, hingga periode Oktober 2016, telah diproduksi biodiesel sebesar 1.2 juta kiloliter atau setara dengan 21%  dari total konsumsi diesel nasional. Sejak dimulainya penyerapan biodiesel pada Agustus 2015, harga CPO mengalami kenaikan cukup signifikan.

Terlihat dari perbandingan harga rata-rata CPO per Oktober tahun ini sebesar US$781 per ton, yang meningkat dibanding periode yang sama pada 2015 sebesar US$530 per ton.

Selain penyerapan CPO untuk biodiesel program nasional mandatory B20, juga terbuka peluang peningkatan pasar ekspor pada 2017. The Solvent Extractors Association of India B.V. Metha menyatakan, pertumbuhan konsumsi India menjadikan negara tersebut menjadi salah satu negara potensial sebagai importir minyak sawit.

"Sebagian besar penduduk India merupakan konsumen terbesar dan sering memanfaatkan minyak sawit sebagai bahan masakan dicampur dengan minyak nabati lainnya," kata Metha, seperti dikutip ANTARA.

Meski tingkat konsumsi minyak sawit masyarakat India masih rendah, peluang daya serap minyak sawit masih sangat terbuka. Mengingat masyarakat India memiliki karakteristik yang elastis terhadap konsumsi minyak nabati.

Rata-rata pertumbuhan produk domestik bruto di India pada tahun 2015 adalah sebesar 6,8%. Sementara proyeksi pada tahun mendatang adalah sebsar 7,8%. Adapun diproyeksikan permintaan minyak kelapa sawit di India diperkirakan masih akan terus tumbuh sekitar 4% - 5% hingga 2025.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper