Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan Lokal Rendah, Peternak Sapi Perah Harus Pacu Kinerja

Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia (APSPI) mengajak peternak menerapkan praktik peternakan yang baik untuk mengangkat kapasitas lokal memenuhi kebutuhan susu nasional yang kian turun.
Sapi Perah/Bisnis
Sapi Perah/Bisnis
Bisnis.com,  JAKARTA -- Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia (APSPI) mengajak peternak menerapkan praktik peternakan yang baik untuk mengangkat kapasitas lokal memenuhi kebutuhan susu nasional yang kian turun. 
 
APSI mencatat kebutuhan bahan baku susu segar dalam negeri untuk susu olahan saat ini sekitar 3,8 juta ton per tahun.
 
Namun sayangnya, dengan produksi hanya 798.000 ton, susu segar dalam negeri (SSDN) hanya mampu memasok 18%  kebutuhan nasional. Artinya, sebagian besar atau 3 juta ton kebutuhan susu masih harus diimpor.

Pada 1998, SSDN pernah menguasai 35% kebutuhan nasional. Angka ini terus turun menjadi 22% pada 2008 dan tinggal 18% tahun ini. 

Jika keadaan ini terus berlanjut, maka swasembada susu 40% yang dicanangkan oleh pemerintah pada 2020 bisa tidak tercapai. 

"Masih ada solusi, yaitu melalui praktik peternakan yang baik serta regulasi yang berpihak dan melindungi para peternak sapi perah," kata Ketua APSPI Agus Warsito dalam siaran pers, Kamis (24/11/2016).

Dua langkah itu harus diikuti dengan kebijakan wajib serap.

Saat ini, dari 95 importir susu bubuk dan 51 pabrikan susu yang ada, hanya 8 pabrikan susu yang menyerap susu segar dari peternakan rakyat. Sebanyak 43 pabrikan lainnya masih menggunakan 100% susu bubuk impor.

Sentosa, perwakilan dari Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jawa Tengah, sekaligus Ketua KUD Mojosongo, Kabupaten Boyolali, mengungkapkan saat ini KUD dan peternak tidak punya posisi tawar sama sekali. 

"Akibatnya, harga susu semakin rendah. Dengan adanya regulasi yang mewajibkan penyerapan konten lokal, dengan sendirinya akan memicu meningkatnya kualitas dan kuantitas susu segar dalam negeri,” ungkapnya.

Boyolali dikenal sebagai pusat peternakan sapi perah Jateng.  Pada 1990, saat masih ada kewajiban penyerapan susu lokal bagi industri pengelola susu, produksi susu Boyolali bisa mencapai 120 ton per hari. Namun akhir-akhir ini, produksi hanya 62 ton per hari. 

Harga susu dalam tiga tahun terakhir kian rendah dan tidak sebanding dengan biaya produksi yang terus meningkat. Saat ini harga susu di peternak berkisar Rp4.100-Rp4.300 per liter.

Bila harga mencapai Rp6.000 per liter, peternak sapi perah baru bisa menutup biaya produksi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper