Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DIY Jadi Provinsi Terunggul untuk Akses Sanitasi dan Air Minum Layak

Badan Pusat Statistik (BPS) menyosialisasikan hasil Survei Kualitas Air (SKA) 2015 yang dilakukan untuk memperoleh gambaran rinci mengenai kualitas air serta perilaku hidup bersih dan sehat dari rumah tangga.
Ilustrasi akses sanitasi umum
Ilustrasi akses sanitasi umum

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyosialisasikan hasil Survei Kualitas Air (SKA) 2015 yang dilakukan untuk memperoleh gambaran rinci mengenai kualitas air serta perilaku hidup bersih dan sehat dari rumah tangga.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan banyak informasi penting yang bisa digali dari SKA 2015, salah satunya yakni tingkat kontaminasi bakteri pada sumber air minum dan air siap minum.

"BPS merekomendasikan agar SKA 2015, dapat direplikasikan di provinsi lain dan hasil SKA 2015 dapat dijadikan pedoman survei serupa di masa mendatang," ujar Suhariyanto di Jakarta, Selasa (22/11/2016).

SKA 2015 merupakan uji coba survei kualitas air minum pertama di Indonesia, dengan jumlah sampel sebanyak 940 rumah tangga di seluruh kabupaten/kota di Provinsi DI Yogyakarta.

DI Yogyakarta dipilih karena berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2015, merupakan provinsi yang mencapai angka 81% rumah tangganya memiliki akses terhadap air minum layak, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional 71%. DIY juga memiliki akses terhadap sanitasi layak 86,3%, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional 62,1%.

Akan tetapi, lanjut Suhariyanto, hasil pengujian sampel air minum pada SKA 2015 menunjukkan sumber air minum layak tidak selalu aman dari sisi mikrobiologi. Sekitar 67,1% rumah tangga memiliki air siap minum yang terkontaminasi bakteri E.coli.

Hasil SKA 2015 di DIY menunjukkan bahwa proporsi perkiraan rumah tangga dengan perkiraan rumah tangga dengan akses air minum aman sebesar 8,5% dan sanitasi yang memadai sebesar 45,5%.

Menurut Suhariyanto, yang perlu menjadi perhatian bersama adalah tingkat kontaminasi bakteri pada sumber air minum dan air siap minum rumah tangga lebih tinggi di daerah pedesaan, rumah tangga miskin, dan berpendidikan rendah.

"Dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan masyarakat untuk mengakses air minum yang layak dan aman memiliki korelasi yang sangat erat dengan tingkat kemiskinan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper