Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia kembali menggelar IPOC (Indonesian Palm Oil Conference) ke-12 --konferensi tahunan dan terbesar di dunia-- pada 25-27 November 2016 di Bali. Acara ini akan dihadiri sekitar 2.000 perserta dari 36 negara
IPOC yang akan mengangkat tema harmonisasi antara kepentingan pasar, masyarakat, dan negara, akan mengkaji aspek sosial ini untuk menunjukkan bahwa sektor perkebunan kelapa sawit selama ini terbukti sukses mengurangi tingkat kemiskinan.
“Seperti kita ketahui, ada enam juta kepala keluarga yang menggantungkan hidupnya dari sektor perkebunan kelapa sawit. Beserta keluarga, berarti ada lebih dari 24 juta orang yang hidup dari sektor ini,” kata Mona Surya, Chairperson IPOC ke-12, dalam jumpa pers di Kantor Pusat GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) , Rabu (16 November 2016).
Mona berharap, melalui kampanye positif yang terus dilakukan,masyarakat bisa melihat peran strategis kelapa sawit terhadap perekonomian nasional. Selain sektor yang sukses mengentaskan kemiskinan, perkebunan kelapa sawit juga merupakan komoditas strategis yang memberikan kontribusi devisa ekspor terbesar.
“Sumbangan ekspornya mencapai US$18,5 miliar dan ini merupakan penyumbang devisa ekspor terbesar nasional,” kata Mona yang juga CEO PT Minanga Ogan ini. Hadir dalam jumpa pers tersebut, Ketua Umum GAPKI Joko Supriyono dan Pengurus Pusat GAPKI lainnya yaitu Susanto, Eddy Martono, Satrija Budi Wibawa, dan Tofan Mahdi.
Konferensi minyak sawit terbesar dunia 12th IPOC and 2017 Price Outlook merupakan wadah para pelaku bisnis dan pemangku kepentinn (stakeholders), pemilik, CEO dan eksekutif dan para pengambil kebijakan baik tingkat nasional maupun international untuk bersama-sama membahas isu-isu strategis di seputar industri kelapa sawit dari hulu ke hilir.
Dalam cara tersebut tersebut turut hadir sebagai pembicara seperti Prof. Iwan Jaya Azis (Cornell University), Prof. Oleg S. Medvedev (Lomonosov Moscow State University), Risa Bhinekawati (Podomoro University)dan Dr. Puspo Edi Giriwono (Institut Pertanian Bogor).
Sementara itu, menteri yang akan hadir yaitu Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Agraria/ Kepala BPN Sofyan Djalil, dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Selain itu, sejumlah pakar ekonomi dan komoditas dunia ikut menjadi pembicara dalam konferensi yang dihadiri sekitar 2.000 perserta dari 36 negara tersebut.