Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

COP 22: Inovasi Pencegahan Kebakaran Hutan Dipresentasikan

Tercatat ada empat orang yang mempresentasikan inovasi dan temuan untuk mencegah kebakaran hutan dan degradasi lahan.
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil (tengah) membuka Paviliun Indonesia di tengah acara COP 22 di Marakesh, Maroko, Senin (7/11/2016)/Bisnis.com-Rachmad Subiyanto
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil (tengah) membuka Paviliun Indonesia di tengah acara COP 22 di Marakesh, Maroko, Senin (7/11/2016)/Bisnis.com-Rachmad Subiyanto

Bisnis.com, MARRAKESH - Sejumlah inovasi yang telah dilakukan komunitas yang ada di Indonesia ikut dipamerkan di Paviliun Indonesia pada COP 22.

Tercatat ada empat orang yang mempresentasikan inovasi dan temuan untuk mencegah kebakaran hutan dan degradasi lahan. Presentasi pertama dari Kol. Inf. Kunto Arief Wibowo dari Korem 044/Garuda Dempo Palembang yang menunjukkan adanya rekayasa bahan organik sebagai zat tambahan untuk pemadaman kebakaran hutan. Selain itu, Arief juga menunjukkan pembuatan bahan bakar minyak juga dari bahan - bahan organik limbah seperti minyak goreng bekas.

Kemudian, presentasi dari GM PT Finnantara Intiga, Sambusir, yang mengembangkan nozzle pemadam api untuk tiga kegunaan, yakni pemadaman api, pembasahan permukaan lahan, dan pembasahan gambut. Alat ini dikembangkan di Pontianak, Kalimantan Barat.

Selanjutnya, ada presentasi dari Januminro, masyarakat dari Kalimantan Tengah, yang mengajak komunitasnya untuk membuat sumur bor sebagai sumber air saat kebakaran hutan dan lahan terjadi. Selama ini, air menjadi salah satu kendala dalam proses pemadaman api. Dengan dibangunnya sumur - sumur yang disebutnya sebagai sumur hydrant ini, pemadam tidak lagi kesulitan mendapatkan air saat kebakaran hutan dan lahan terjadi.

Terakhir, ada presentasi dari Ahmad Tamanuruddin yang mengajak petani - petani lain untuk mengolah lahan gambut tanpa bakar. Taman, begitu dia biasa dipanggil, menjelaskan pengelolaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) mempunyai tiga pemahaman, pertama adalah pembukaan lahan tanpa bakar yang berarti proses awal membangun atau membuka lahan bagi petani. Kedua adalah penyiapan lahan tanpa bakar yang kebiasaan petani pada saat menjelang musim tanam dengan tidak membakar lahan.


Ketiga adalah pengelolaan lahan tanpa bakar yaitu pengendalian dan pengolahan lahan dengan cara bijak dan terkendali. Semua dilakukan tanpa harus melakukan pembakaran lahan dalam prosesnya. Untuk menyuburkan lahan gambut miliknya, Taman membeli tanah mineral dari daerah lain sebanyak 2 truk tiap tahunnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper