Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Pariwisata bakal meluncurkan produk reksa dana untuk membantu mendanai pengembangan berbagai destinasi wisata di Indonesia.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan pihaknya telah beberapa kali bertemu dengan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad. Produk investasi tersebut berupa reksa dana pendapatan tetap dengan kupon 10%-12% dan tenor antara lima tahun hingga delapan tahun.
Jika investor merasa proyek pariwisata yang dikembangkan memiliki potensi yang sangat menjanjikan, reksa dana tersebut dapat diubah menjadi reksa dana private equity fund. “Kalau investor merasa bisnis pariwisata itu menguntungkan, dia bisa konversi menjadi equity. Equity itu menjadi share, sehingga dia akan memiliki share di situ,” terang dia kepada Bisnis, baru-baru ini.
Produk tersebut diyakini tepat untuk membiayai proyek-proyek pariwisata yang pengembangannya masih dalam tahap awal. Investor yang disasar antara lain yayasan dana pensiun dan perusahaan asuransi karena dipandang memiliki likuiditas tinggi.
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyebutkan investasi swasta, baik dari dalam maupun luar negeri, yang ditanamkan di berbagai proyek pariwisata diproyeksi mencapai US$1,5 miliar sepanjang tahun ini. Angkanya diharapkan meningkat menjadi US$2 miliar pada 2017.
Namun, dana tersebut masih jauh di bawah yang dibutuhkan. Untuk pengembangan sepuluh destinasi wisata prioritas saja, pemerintah memerlukan sekitar Rp200 triliun.