Bisnis.com, DEPOK—PT Pan Brothers Tbk., salah satu perusahaan garmen menargetkan peningkatan kapasitas produksi pada 2018 mencapai 111 juta pcs.
Vice President Director Pan Brothers Anne Patricia Sutanto mengatakan target tersebut diharapkan bisa tercapai seiring akan dibangunnya dua pabrik baru di Jawa Tengah pada tahun depan.
“Pada 2017 dua pabrik baru diharapkan bisa meningkatkan performa produksi yang hasilnya baru dapat dirasakan pada 2018,” ujarnya saat ditemui di Kampus Universitas Indonesia, Kamis (3/11).
Dia menjelaskan saat ini kapasitas produksi garmen perusahaan mencapai 84 juta pcs. Hingga akhir tahun ditargetkan penambahan produksi mencapai 90 juta pcs dari pabrik yang telah dibangun tahun ini di Tasikmalaya dengan kapasitas 6 juta pcs.
Adapun, penambahan dua pabrik di Jawa Tengah tersebut diproyeksikan bias menggenjot produksi hingga mencapai 21 juta pcs per tahun. “Jadi total keseluruhan mampu mencapai 111 juta pcs,” paparnya.
Menurutnya, pembangunan dua pabrik baru tersebut menelan investasi mencapai US$30 juta. Sumber dana tersebut diperoleh dari hasil pinjaman sindikasi dan right issue pada 2014.
Berdasarkan keterangan resmi perusahaan pada semester I lalu, penjualan produk emiten berkode PBRX tersebut pada 2015 didominasi oleh garmen 93,17%, tekstil 6,82% dan retail 0,01%.
Adapun, penjualan produk garmen pada 2015 tersebut sebagian besar dieskpor ke Amerika Serikat 28,27%, Eropa 19,87%, Asia 50,76% dan lainnya 1,10%.
Dia menambahkan pembangunan dua pabrik tersebut dalam waktu dekat akan segera dilakukan peletakan batu pertama. Namun, dia tidak menyebutkan lokasi tepat dua pabrik tersebut.
“Nanti kalau sudah waktunya kami akan sampaikan di mana lokasi pabrik yang baru ini. Nanti pas mau groundbreakingnanti akan informasikan,” paparnya.
Selain membangun dua pabrik baru, pihaknya saat ini tengah wait and see untuk mematangkan pembangunan pabrik hulu bahan baku tekstil synthetic woven.
“Kami menunggu ajang Free Trade Agreement dengan Eropa dulu, setelah itu kami akan lihat apakah supplier kita mau datang ke Indonesia untuk investasi ke pabrik hulu atau tidak,” katanya.