Bisnis.com, MATARAM - Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia mendorong agar daerah segera melakukan sertifikas terhadap tukang-tukang yang ada.
Salah satu upaya yang dilakukan guna mendorong hal tersebut adalah memberikan Mobile Training Unit secara pinjam pakai yang dapat digunakan dalam rangka peningkatan sertifikasi tenaga tukang.
"Industri konstruksi kita kalau di pusat tidak sebanyak industri konstruksi di daerah, kami harapkan ada bantuan dari pemerintah provinsi NTB untuk sertifikasi mulai dari badan usaha pertukangan, mandornya sampai tukang bangunan umumnya. Sehingga nantinya kita harapkan tidak akan ada tukang yang bekerja tanpa sertifikat yang mendukung,” ujar Direktur Jenderal Bina Konstruksi Yusid Toyib kepada media di kantor Gubernur NTB, Selasa (1/11/2016).
Yusid memaparkan untuk tukang yang telah memiliki sertifikat di NTB sendiri sekitar 30% dari 10 ribuan tukang di seluruh NTB. Untuk Nasional justru lebih parah karena masih sekitar 6% dari 7,2 juta tukang yang sudah bersertifikat.
Menanggapi hal tersebut, TGH Zainul Madji selaku Gubernur NTB meminta Kepala SKPD terkait untuk membantu menyiapkan anggaran yang dibutuhkan menuju proses sertifikasi tenaga konstruksi tersebut.
“Untuk anggaran sertifikasi tolong disiapkan karena ini adalah bagian dari memastikan peningkatan keterampilan kerja tenaga konstruksi ke arah yang lebih baik untuk kemanfaatan yang lebih baik juga,” ujar Gubernur.
Menurut Gubernur sertifikasi ini penting karena hal ini menunjukkan sisi profesionalitas, kompetensi seorang pekerja untuk bekerja di bidangnya. Nantinya para pengguna jasa bisa memastikan bahwa tukang yang bertugas membangun sarana konstruksi itu mempunyai kompetensi yang cukup baik.
Pekerja konstruksi baik dari pusat, provinsi maupun swasta yang ada di NTB ini, ucapnya, sangat banyak. Konsumen baik pemerintah maupun nonpemerintah berkepentingan agar mutu dari pekerjaan konstruksi ini bisa meningkat.
"Jadi kemanfaatan dari sertifikasi ini adalah jaminan terhadap bangunan yang dibangun oleh tenaga yang bersertifikasi dan memiliki kompetensi, sehingga diharapkan daya tahan bangunannya bisa lebih lama dan bisa mengurangi keluhan konsumen tentang bangunan yang cepat rusak,” ujar Madji.