Bisnis.com, PEKANBARU - Pelaku usaha bidang pariwisata beserta pemerintah daerah di Provinsi Riau bertekad menjadikan wilayahnya sebagai salah satu tujuan utama wisata halal pada 2017 mendatang.
Ketua Association of The Indonesia Tour and Travel Agencies (Asita) Provinsi Riau Dede Firmansyah mengatakan banyak hal yang masih harus dibenahi oleh pelaku usaha bidang pariwisata daerahnya untuk menjadi destinasi halal pada 2017.
"Misalnya di bidang kuliner kami bersama pemda akan mendorong sertifikasi halal dari LPPOM MUI bagi restoran dan rumah makan, lalu untuk toilet dan fasilitas umum ada persyaratan yang harus dipenuhi juga," katanya kepada Bisnis, Jumat (21/10/2016).
Persyaratan itu kata Dede seperti adanya sarana bersuci atau berwudhu dengan air bersih, lalu urinoir atau toilet yang terpisah dan memiliki pembatas jelas. Selain itu juga mesti dilengkapi shower dan hand shower bagi kloset, tidak hanya kertas.
Tidak hanya membenahi bidang kuliner dan fasilitas pendukung, Asita Riau juga menyiapkan kegiatan wisata yang sejalan dengan minat muslim seperti olahraga berkuda. Pemilihan cabang olah raga ini karena berkuda sudah jauh populer di negara Islam seperti Qatar, Uni Emirat Arab, dan Malaysia.
"Olah raga berkuda ini sudah sangat populer di negara-negara muslim, dan ada agenda tahunannya, karena itu kami mulai menggagas kegiatan serupa di Pekanbaru untuk menggaet kunjungan wisatawan muslim ke Indonesia dan Riau," katanya.
Kegiatan yang bertajuk Endurance Ride ini akan diikuti 25 atlet dari penjuru Tanah Air dan negara tetangga Malaysia. Asita Riau berharap agenda ini bisa rutin, karena menjadi yang pertama di Sumatra setelah lama vakum sejak kegiatan terkahir di Jakarta pada 2006.
Kasi Pemasaran Disparekraf Riau Yul Achyar mengatakan wisata halal tidak hanya bicara wisata religi, yang selama ini menjadi pendapat umum di masyarakat. "Wisata halal bukan hanya wisata religi, tetapi wisata religi adalah bagian dari wisata halal," katanya.
Wisata halal perlu memerhatikan hal penting seperti air kemasan yang akan dikonsumsi, apakah tahapan prosesnya sudah sepenuhnya halal atau ada yang belum jelas.
Lalu pada penyajian makanan atau kuliner, setiap prosesnya seperti bahan tambahan bumbu dan penyedap haruslah dari bahan yang dipastikan halal, karena menjadi kewajiban bagi umat Islam untuk memastikan bahan makanan itu hukumnya halal.
Sebelumnya Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menyatakan komitmen pemda untuk mendorong pembenahan beragam bidang guna mendukung daerahnya menjadi tujuan wisata halal. "Pemprov mendorong pembenahan itu karena Riau sudah ditetapkan menjadi satu dari 10 destinasi utama wisata halal oleh Kemenpar," katanya.